MENANGIS SAAT KERJA DI KANTOR

Thursday, March 13, 2014
Hmm...hampir satu bulan saya vakum dari blog. Hari ini saya mencoba lagi untuk menulis sesuatu hal yang semoga saja bermanfaat bagi kita semua.

Apa yang akan Anda lakukan saat anda merasa lemah dan tidak berdaya akan masalah yang Anda hadapi? Apa yang Anda lakukan saat perusahaan pailit memecat beberapa karyawan termasuk Anda? Apa yang Anda lakukan jika pihak kampus memberikan DO kepada Anda? Apa yang Anda lakukan saat Anda merasa sangat senang menerima pinangan dari seorang pria yang Anda idamkan? Dan apa yang Anda lakukan saat Anda memiliki seorang bayi yang mungil dan lucu? Apa yang Anda lakukan saat Anda menerima beasiswa untuk kuliah di universias favorit Anda di luar negeri? Anda tentu tidak dapat menahan emosi, mungkin anda akan memukul diri anda sendiri, memecahkan kaca, jungkir balik, berteriak, atau mungkin hal ekstrim lainnya. Namun bagi sebagian wanita secara spontan mereka akan melakukan hal lain, yaitu menangis...ya...menangis...Baik dalam suasana sedih atau pun gembira, menangis adalah hal yang paling sering dilakukan oleh wanita.

Menurut beberapa buku dan artikel yang pernah saya baca, bahwa wanita diciptakan dengan kantong mata yang berukuran lebih kecil dibandingkan pria, sehingga pada urusan tertentu atau saat emosi tidak tertahankan air mata akan mudah keluar. Selain itu wanita juga memiliki kadar hormon prolactin 60% lebih tinggi dari pria yang akan mendorong produksi air mata. Jadi tidaklah heran bahwa wanita lebih mudah mengeluarkan air mata. Namun bagaimana jika kita tidak mampu menahan air mata di tempat yang tidak semestinya kita menangis terutama di kantor saat bekerja.
Saat bekerja, tidak semua urusan dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik sesuai keinginan kita. Dan bahkan masalah tidak hanya datang dalam pekerjaan namun dalam lingkungan pekerjaan. Kondisi saat kita menemukan rekan kerja yang membuat kita tidak nyaman dan terusik dalam pekerjaan, rekan kerja yang tidak kooperatif atau pun rekan kerja yang ingin tahu semua urusan dalam pekerjaan kita, bos yang selalu memberikan pekerjaan melebihi job-desc yang harus kita kerjakan.
Selain itu, kadang kita tidak mampu memisahkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi, seperti saat bekerja kita bukannya memikirkan pekerjaan namun memikirkan masalah anak yang dititip ke tetangga sebelah, suami yang sering kerja lembur, atau ibu kosan yang suka mencampuri urusan pribadi, atau mungkin uang kontrakan yang sudah nunggak selama tiga bulan. Tentu hal ini akan mengganggu konsentrasi dan profesionalitas pekerjaan kita. 

Kita tidak akan dapat mengatur dan mengerjakan pekerjaan dengan sebaiknya, mungkin akan terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaan, sehingga banyak pihak yang terkait komplain akan pekerjaan kita. Semua hal tersebut dapat memicu tekanan, emosi dan stress yang nantinya akan mengganggu konsentrasi dan bahkan kesehatan fisik kita saat bekerja.
Pada kondisi ini, kita membutuhkan teman untuk curhat dan dukungan dari berbagai orang yang dapat memihak kepada kita. Dan secara spontan salah satu hal yang paling sering dilakukan wanita adalah menangis, karena sebagian mereka merasa bahwa semua masalah terselesaikan (walaupun sebenarnya masalah tidak akan selesai dengan hanya menangis), dengan menangis orang lain akan merasa iba dan kasihan, secara tidak langsung orang pun akan memberikan perhatian, menghibur dan memberi semangat kepada kita.

Menurut sebagian orang, menangis dikantor adalah hal yang tabu, karena orang akan melihat kita lemah dan tidak mampu mengontrol emosional bahkan dianggap tidak mampu bekerja dengan profesional. Menangis dianggap sebagai orang yang tidak tegar dan bahkan tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi semua tekanan yang ada dalam pekerjaan. Namun saat ini menangis di kantor sudah menjadi hal yang biasa kita temukan sebagai akibat adanya perubahan dalam berkomunikasi selama bekerja. Tidak adanya batas waktu antara pekerjaan dengan keluarga. Saat dirumah dan jam istirahat dengan keluarga kita masih menerima pesan singkat melalui email, sms, BBM, atau pun media lainnya mengenai pekerjaan.  Sehingga kehidupan profesional pun akan terpengaruh dengan masalah yang tidak seharusnya dilakukan pada saat itu. Emosional, amarah, kesedihan yang tidak terkontrol termasuk menangis di saat yang tidak tepat.

Menurut saya, memang kita harus mampu melakukan semua aktivitas dengan profesional sesuai dengan waktu dan tempatnya. Sebelum berangkat ke kantor, hendaklah melupakan semua masalah pribadi dengan cara fokus kepada pekerjaan. Memang hal ini tidaklah mudah, namun bukankah bekerja adalah keputusan yang kita buat dan juga sebelumnya kita sudah membuat perjanjian dengan perusahaan untuk melakukan pekerjaan dengan professional.

Jika memang sudah tidak mampu menahan emosi dan tangis,  sebaiknya menangis ditempat yang tersembunyi, ditoilet atau pun tempat lainnya yang tidak berhubungan dengan situasi kerja atau meluapkannya saat jam isitirahat dengan teman kerja yang anda percaya. Jangan sampai bos anda tahu bahwa anda menangis karena dikahwatirkan anda akan dianggap sebagai orang yang tidak profesional. Tidak semua bos akan mengerti dan memahami kondisi anda. Dan jika anda menangis ditoilet, jangan sampai berjam-jam, jika selesai maka usaplah dengan tisu, taburi bedak dan benahi pakaian jangan sampai terlihat penampilan kusut akibat menangis. 


^_^

Share this :

Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

ternyata seperti itu alasan wanita lebih mudah menangis di banding pria, bagus banget artikelnya

Balas