PELAJARAN DARI FILM "SOMETHING THE LORD MADE"

Saturday, April 05, 2014


Hmm..saatnya menulis lagi...saya ingin berbagi sebuah cerita yang saya petik dari sebuah film. Menurut saya semua film yang kita tonton memiliki sisi positif yang dapat kita pelajari daripadanya. Nah sekarang saya mau berbagi mengenai film yang selain menghibur dan juga penuh inspirasi dan motivasi di dalamnya, serta banyak pelajaran yang dapat kita petik darinya. 

Anda pernah nonton yang namanya Something The Lord Made? Film ini adalah film lama dan juga kisah nyata dari dunia kedokteran di Universitas Johns Hopkins. Seorang tukang kayu Vivien Thomas saat itu berusia 19 tahun dan sudah bekeluarga, adalah seorang ras kulit hitam Afrika-Amerika yang mempunyai passion di bidang kedokteran namun tidak bisa melanjutkannya karena masalah biaya. Bahkan Bank Nashville tempat dia menabung pun bangkrut sehingga membuat semua keinginannya untuk melanjutkan sekolah menjadi mustahil.

Seorang dr. Alfred Blalock, dokter bedah yang jenius sedang mengadakan penelitian  di laboratorium Universitas Johns Hopkins, dia mempekerjakan Vivien Thomas untuk menjadi pekerja kebersihan di laboratoriumnya. Pada awalnya Vivien si tukang kayu disuruh untuk merawat anjing. Disela-sela membersihkan laboratorium karena keantusiasannya dalam hal kedokteran, Vivien membaca buku-buku kedokteran dr.Blallock. Kejadian tersebut dilihat oleh sang dokter dan dokter pun mendekatinya sambil menanyakan apa cita-cita Vivien. Tentu sang dokter sangat kaget saat Vivien bilang dia antusias menjadi seorang dokter. dr. Blallock menguji Vivien mengambil gelas-gelas laboratorium dengan penjepit gelas, karena keterampilannya menjadi tukang kayu menjadikannya begitu mahir dalam menggunakan penjepit gelas.  dr. Blallock akhirnya tahu kemampuan dan nalar logika Vivien dan antusiasnya yang tinggi, maka sang dokter pun memberikan jas putih laboratorium pada Vivien.

Penelitian sang dokter adalah pengobatan bayi biru (baby blue syndrome) mengajak Vivien untuk membantunya. Tentu saja Vivien yang antusias  tersebut selalu mempelajari buku-buku mengenai kedokteran. Vivien berhasil menemukan cara yang tepat untuk menangani bayi biru, memutuskan pembuluh darah, menyambungkannya kembali dengan menjahit sehingga sang dokter memutuskan untuk mengoperasi bayi biru yang bernama Eileen Saxon. Pada saat itu, paham yang dianut kedokteran adalah tidak boleh menyentuh jantung dan tidak ada pembedahan untuk jantung. Hal ini tentu saja memberikan terobosan baru (breakthrough) dalam dunia kedokteran. Operasi ini berhasil membuat sang bayi berwarna merah.

Judul film ini diambil dari kata-kata dr. Blallock kepada Vivien setelah berhasil melakukan operasi Atrial Septectomy yaitu :”This looks like something the Lord Made”.

Film ini juga menggambarkan kondisi masyarakat Amerika sekitar tahun 1930-an dimana rasisme menjadi isu diskriminasi dalam segala hal. Warga kulit putih selalu merasa superior dibandingkan warga kulit hitam atau etnis lainnya. Walaupun Vivien banyak berkontribusi dalam penelitian ini, namun dr. Blallock tidak pernah menyebut namanya dalam pemberitaan koran atau pun wawancara. Dan dalam hal gaji pun Vivien disamakan dengan karyawan dengan jabatan paling bawah. Tentu hal ini membuat Vivien merasa tidak dihargai. Sampai akhirnya Vivien pun berhenti bekerja dengan dr. Blallock.

Akan tetapi kecintaan akan pekerjaannya di kedokteran yang memanggilnya untuk kembali bekerja dengan dr.Blallock. Sampai akhirnya Vivien menjadi kepala Laboratorium setelah meninggalnya dr. Blalllock. Dan pada akhirnya semua doa, kesabaran, antusias dan jerih payah Vivien  pun terbayar. Pada tahun 1975 di Universitas Johns Hopkins mengakui karya-karya dan sumbangsih Vivien Thomas dalam bidang kedokteran. Hal ini juga didukung dengan perubahan sistem pemerintah di Amerika yang tidak ada lagi diskriminasi terhadap ras dan kulit hitam. Dengan upacara resmi beliau dianugerahkan gelar “Honorary Doctorate” tetapi karena beliau tidak pernah mengenyam pendidikan di dunia kedokteran secara formal maka ia mendapatkan gelar “Honorary Doctor of Law” dan bukan “Honorary Doctor of Medical”. Dan Vivien Thomas ditunjuk sebagai pengajar ilmu bedah di Johns Hopkins Medical School. Lukisan besar Vivien Thomas pun menghiasi dinding Johns Hopkins Hospital bersanding dengan lukisan dr. Blallock dan dokter terkenal lainnya dari universitas tersebut.

Penghargaan yang diterimanya antara lain Chevalier de la Legion d’Honneur, the Passano Award, the Matas Award, and the Albert Lasker Medical Research Award. (http://en.wikipedia.org/wiki/Vivien_Thomas).

Anda bisa menonton film ini melalui Youtube. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari film ini diantaranya adalah perjuangan Vivien dalam mempertahankan haknya dan kesetaraan ras dalam hal pekerjaan., diluar perbedaan ras yaitu pendidikan formal. Didunia pekerjaan kita pada umumnya pendidikan adalah tolak ukur untuk melihat kecerdasan dan keuletan seseorang, sehingga kebanyakan orang yang memiliki pendidikan tinggi akan menjabat posisi tinggi pula. Memang begitu adanya, namun ada beberapa perusahaan yang melihat sisi karyawan selain dari pendidikannya seperti keahlian yang tidak diperoleh dari pendidikan formal, walapun karyawan tersebut tidak mengenyam pendidikan tinggi pun berhak mendapatkan posisi tinggi dalam pekerjaannya, dan bahkan mendapatkan pendidikan yang dibiayai oleh perusahaan.

Jangan hiraukan orang-orang yang meremehkan dan menertawakan mimpi-mimpi dan keinginan kita, namun tetap fokus dan yakin serta melihat kebelakang sebagai pembelajaran, yakin kita pun mampu mewujudkannya dan orang-orang pun akan terkagum-kagum tanpa mampu menutup mulut melihat hasil karya kita.

Keinginan dan kecintaan terhadap pekerjaan akan mengalahkan keegoisan dan dapat menghasilkan sebuah karya yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, kadang kita ingin menjadi terkenal dan tenar atas apa yang kita lakukan, namun akan merasa sangat sakit jika karya kita tidak dihargai. Kegigihan, antusiasme, kesabaran dan terus berusaha dan juga harus jujur dan ikhlas, hal ini akan mengalahkan segalanya. Apa yang kita harapkan dan kita inginkan pun akan kita dapatkan. Dan orang pun akan menghargai dan mengakuinya.

Dan satu hal yang paling penting adalah “Pendidikan”. Walaupun Vivien tidak mengenyam pendidikan formal karena keterbatasan biaya, hal ini tidak menjadi penghalang baginya untuk mengejar impiannya. Antusiasnya dengan belajar otodidak dan membaca buku-buku atau pun informasi yang berkaitan dengan impian, focus dalam melakukannya, pantang menyerah, ikhlas dan mencintai apa yang dikerjakannya. Nah…beruntunglah anda yang mampu mengenyam pendidikan formal, Anda diajarkan dan tidak hanya belajar otodidak, Anda diarahkan dan dibimbing, jangan sia-siakan kesempatan yang telah Anda dapatkan. Tentu saja Anda berhak dan mampu  menjadi orang yang lebih hebat bahkan lebih hebat dari Vivien yang tidak pernah mengenyam pendidikan formil.


Menghargai, menghormati pembimbing/pengajar Anda karena pengajar adalah orangtua anda di sekolah. Karena memang banyak ditemukan siswa/mahasiswa yang tidak mampu menggunakan kecerdasannya untuk berlaku sopan dan menghormati pengajarnya dan merasa lebih atau pun hebat daripada pengajarnya. Menghargai dan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dalam pendidikan, menyadari diri Anda siapa saat ini dan ingin menjadi siapa dimasa akan datang. Berlaku jujur dan ikhlas serta antusias dan yakin dalam tujuan Anda. Dan, yang paling penting adalah tidak pernah lupa dengan pencipta Anda, Allah SWT dan selalu patuh pada orangtua. InshaAllah semuanya akan berjalan dengan indahnya. Dan Anda mendapatkan apa yang Anda harapkan. Jika tidak sekarang bukan berarti gagal, namun Allah SWT menjadikannya suatu saat nanti di waktu yang tepat untuk Anda. 

^_^

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar