
Mungkin karena saya tidak mampu merangkai kata-kata, karena
saat itu berpikir bahwa menulis memiliki banyak aturan dan harus mampu
merangkai kosa kata yang indah, hingga saya tidak mampu mengungkapkan ide
menjadi sebuah tulisan. Jika di sekolah ada tugas membuat karangan, nilai saya
adalah yang paling jelek dikelas dibandingkan teman-teman lainnya. Jadi saat
itu menulis adalah sesuatu hal yang paling dibenci dan selalu dihindari.

Menulis ini bermula dari adik perempuan saya yang mengajak saya pada awalnya untuk
membaca, mulai dari novel hingga buku motivasi dan pengembangan diri
baik agama maupun umum. Dari situlah muncul ide dan opini mengenai apa yang saya
baca. Menjadi kebiasaan setelah membaca sebuah buku selalu mendiskusikannya hingga kadang kami berdebat
mengutarakan pendapat yang ada. Memang menulis bermula dari apa yang kita ketahui, dan pengetahuan kita bermula dari apa yang kita baca.
Namun hal ini tidak berlangsung lama, saat saya tidak bisa lagi beradu argumentasi
dengannya. Semua ide dan unek-unek tidak tercurahkan, kadang hanya terbayang dan terpendam. Saya sadar membutuhkan sesuatu hal yang dapat mengutarakan semua ide
dan unek-unek yang ada dibenak saya saat itu juga. Hingga suatu saat saya coba
untuk menggoreskan semua ide-ide
tersebut dengan tinta pada selembar kertas putih. Saya coba untuk mengukir
semua ide dan curahan hati, namun tidak semudah saat beragumentasi dan berbicara
langsung. Dengan tulisan dan bahasa yang amburadul, saya paksakan diri untuk tetap menulis dan memperbaiki tulisan-tulisan saya dengan mempublikasikannya
ke teman-teman melalui sosial media. Awalnya saya tidak percaya diri untuk
mempublikasikannya. Namun demi perubahan untuk menghasilkan tulisan yang baik,
saya tidak peduli apa komentar teman-teman.

Memang kebiasaan menulis adalah harus dipaksa, walaupun
tidak ada ide, paksakan diri untuk menulis dan tetaplah untuk selalu mencoba
untuk menulis. Awalnya sulit, namun lama-kelamaan akan menjadi lebih mudah karena
terbiasa. Menulis berarti menuangkan informasi, ilmu atau ide yang akan disebarkan dan
dapat bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu kebiasaan menulis harus dilatih dan
diperbaiki, hingga menghasilkan sebuah tulisan yang baik. Walaupun kita
memiliki kemauan yang keras untuk menulis, namun jika tidak pernah melakukannya
maka sama saja dengan bermimpi untuk memiliki sesuatu tanpa adanya usaha yang
keras untuk menggapainya.
Bagi saya, pertama tuangkan ide ke dalam sebuah tulisan, tidak peduli bagus atau tidak, selanjutnya baca tulisan itu kembali dan minta pendapat kepada orang lain bisa dengan mempublis melalui social media. Dan jika ada hal yang kurang, dan ada komentar untuk perbaiki, selanjutnya kita perbaiki hingga menjadi tulisan yang indah dan berguna.


Tulisan lebih baik daripada daya ingat, karena otak kita
memiliki kapasitas yang terbatas. Untuk itu, dengan tulisan kita dapat
menyimpan apa yang ada dipikiran kita untuk dibagi dengan orang lain. Beberapa
pendapat berikut ini :
Imam Syafi’I : “Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan di
dalam karung, menulis adalah ikatannya”.
Ali Bin Abi Thalib : “Ikatlah ilmu dengan menulis”.
Nelson Mandela : “Pendidikan adalah senjata paling dasyat
yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia”.
Napoleon Bonaparte : “Saya lebih takut kepada pena seorang
penulis ketimbang 1000 senjata tentara musuh”.

Ayooo...Menulis...^_^
0 Komentar