Sebuah cerita yang saya baca dari sebuah buku “Soulburger –
The Taste of Pure Inspiration”. Ada seorang kaisar memerintahkan kepada seorang
pemuda malas untuk menjelajahi daerah seluas apapun yang bisa dia jelajahi, dan
nantinya wilayah itu akan diberikan kepada pemuda tersebut. Setelah waktu yang
lama dan dia menguasai wilayah yang luas, dan dia pun sedang sekarat dan hampir
mati. Sang pemuda menyadari mengapa memaksakan diri begitu keras untuk
menguasai tanah seluas dua meter.
makhluk Tuhan yang hidup hanya beberapa detik, menit, jam, hari, bulan atau bahkan beberapa tahun lagi di dunia ini. Semua ini adalah misteri dan bahkan tidak ada satupun manusia yang mampu mengetahui berapa lama kita akan hidup di dunia. Bahkan prediksi seorang dokter mengenai usia pasiennya yang terkena sakit keras pun bisa salah.
Dari syair lagu Raihan, ingat lima perkara yaitu sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati. Kita berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata sebelum semuanya hilang dan sebelum datangnya penyesalan. Kesempatan yang diberikan bukan disia-siakan untuk kehidupan yang tidak baik, namun kebaikanlah yang akan bermanfaat di dunia dan kehidupan sesudah mati kita.
Kita hidup di dunia adalah ibarat kita meminjam uang untuk
keperluan hidup. Bagaimana, untuk apa dan seperti apa cara kita memanfaatkan
uang tersebut tergantung pada diri kita sendiri. Apakah kita mampu melipat gandakannya
sebagai tabungan kita dimasa depan atau malahan kita rugi dan menumpuk sejumlah
hutang lainnya. Kita hidup di dunia ibarat tamu yang suatu saat pasti akan
pergi dan balik ke tempat asal kita. Dan saat kita berada di daerah asal sudah memiliki bekal untuk hidup di sana. Begitu juga dengan kehidupan
kita di dunia adalah seorang tamu atau perantau yang diberi kesempatan untuk
menetap beberapa saat saja dan pada suatu saat pasti akan kembali ke tempat asal
kita dengan membawa bekal yang telah kita investasi atau tabung saat di dunia.
Saat kita di tempat asal, bukanlah uang, jabatan atau pun
kekuasaan yang akan kita bawa. Kita cenderung memaksakan
diri untuk menumpuk uang dan mencari jabatan serta kekuasaan, yang tidak lain
ini hanyalah kenikmatan dunia semata. Tidak ada yang salah daripadanya, namun
kita harus ingat ada kehidupan yang abadi setelah di dunia, yaitu kehidupan
setelah mati. Kita di dunia diwajibkan Tuhan untuk berusaha dan bekerja dengan
jalan yang baik, namun tidak mengabaikan kehidupan sesudah mati kita. Kehidupan
di dunia yang sukses pun semuanya akan hilang setelah kita kembali ke tempat asal
kita di wilayah yang seluas dua meter. Namun salah satunya ada tiga hal yang akan
menjadi bekal kita sesudah mati yaitu sedekah, ilmu yang bermanfaat dan doa
anak sholeh.
Seorang tokoh Amerika Bill Strickland meungkapkan bahwa “Apakah
memang pantas kita menumpuk jutaan dolar dalam hidup ini. Uang yang banyak
bukanlah jaminan hidup akan bahagia. Namun
pengalaman-pengalaman hiduplah yang bernilai”.
Bukan uang semata, bukan kekuasaan
atau pun jabatan semata yang kita cari, itu semua pun akan
dipertanggungjawabkan di depan Tuhan. Tahukah kita bahwa pengalaman, pelajaran,
kasih sayang, kebaikan dan kepercayaan yang kita peroleh tidak akan mampu
dibayar oleh uang, jabatan dan kekuasaan kita.
Memupuk kebaikan hidup di dunia sesuai perintah Tuhan adalah salah satu bekal
kita hidup di akhirat nanti sebagai hadiah dari Tuhan kepada kita. Memupuk
kebaikan dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain
dan lingkungan kita tanpa merusak, memaksa, menghancurkan dan mengganggu
kehidupan lainnya.
by MEYF