Senin, 12 Mei 2014

~APPRECIATE OUR EFFORT~


What will you do when your effort is success? What will you do when your wishes is well done? What will you do when your dream come true? What will you do when your projects success? What will you do with your victory?
Many ways we can do when this happens, one of them as a true winner is celebration. Celebrate the victory is not only holding big party and invite all colleague, it can be done with other activity that can give satisfaction about what we have won. And, also this certainly adopted that what we have won. For example, Moslem's people will celebrate Idul Fitri as a day of victory after doing Ramadhan fasting in a month, they visit family and do prayer Idul Fitri as kind of celebration. So, Idul Fitri is a kind of celebration after fasting.

A manager in a company invites all of his team members to dinner as deal with his team in that project. This is a kind of celebration in job field. A student gives food to orphans over-graduated, this is a kind of celebration in students graduation.

When I was a student, being champion in a class was a victory for me, I had 3.00 score of GPA was a victory for me and I got jobs in great companies was a victory for me. To celebrate it, I usually do fasting for three days and invited my family's members and my friend to take a dinner, or I would go to salon to pamper myself, I would go to the mall to buy clothes or I would go to the bookshop to buy books.

A manager in a company invites all of his team members to dinner as deal with his team in that project. This is a kind of celebration in job field. A student gives food to orphans over-graduated, this is a kind of celebration in students graduation.

When I was a student, being champion in a class was a victory for me, I had 3.00 score of GPA was a victory for me and I got jobs in great companies was a victory for me. To celebrate it, I usually do fasting for three days and invited my family's members and my friend to take a dinner, or I would go to salon to pamper myself, I would go to the mall to buy clothes or I would go to the bookshop to buy books.

The celebration of victory is not mean a kind of arrogant or exhibit our effort to other or to be famous and hope other will respect for us, but the celebration is positive side, it can give motivation and grateful for what we have done. The celebration our victory give the pleasures and satisfactions, it gives energy for us to pursuit our next dreams. It can be meant as refreshing after struggling to achieve success.

Surely, you have joint with office party as celebration of company victory, all employee and managers will participate in this party. The party shows as a refreshing, encourage and give energy to them after busy with work.

So, why we don't do that, we must celebrate our victory after achieving success. We must celebrate after success do our planning. We are suitable to celebrate with our way in positive things. And, the best way to celebrate it is giving the thing, either to ourselves or to other that we assume they are suitable to accept it.

~"Dream as high and celebrate yourself or your team members victory as a form of appreciation over yourself and your team members"~


By MEYF ^_^

~ PENGHARGAAN ATAS KEBERHASILAN ~

Apa yang akan Anda lakukan jika usaha dan keinginan Anda terlaksana? Apa yang akan Anda lakukan jika mimpi Anda terwujud? Apa yang akan Anda lakukan jika project Anda berhasil?

Banyak cara yang dapat dilakukan jika hal tersebut terjadi, salah satu cara sebagai pemenang sejati adalah merayakannya. Merayakan kemenangan kita bukan berarti mengadakan perayaan besar-besaran dengan mengundang semua kolega dan mengadakan pesta besar-besaran, hal ini tentu disesuaikan dengan apa yang telah kita menangkan. Seperti halnya hari Lebaran bagi Umat Islam sebagai hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, maka merayakan hari Lebaran adalah bentuk perayaan atas kemenangan setelah berpuasa.

Seorang manager mengundang semua anggota teamnya untuk makan malam bersama sebagai bentuk terimakasihnya atas keberhasilan memenangkan proyek untuk kepentingan perusahaan, hal ini juga bentuk perayaan kemenangan dalam hal pekerjaan. Seorang mahasiswa membagi-bagikan makanan kepada anak yatim atas kelulusannya, hal ini juga bentuk perayaan atas kemenangan mahasiswa dalam pendidikannya.

Saya semasa dibangku sekolah, juara kelas adalah sebuah kemenangan, memperoleh IPK di atas 3.00 adalah suatu kemenangan, dan memperoleh pekerjaan di perusahaan bonafit adalah suatu kemenangan, dan untuk merayakannya seperti biasa saya melakukan puasa nazar tiga hari berturut-turut dan mengajak keluarga terdekat atau teman-teman untuk makan bersama, atau  pun hal lain seperti memanjakan diri di salon kecantikan dan membeli buku-buku serta peralatan fashion yang tepat untuk saya.

Seseorang yang berhasil menemukan jodoh dan pendamping hidupnya, maka untuk merayakannya diadakanlah pesta pernikahan dengan mengundang keluarga terdekat dan koleganya. Pesta pernikahan adalah salah satu bentuk kemenangan akan menemukan pasangan hidup. Perayaan kemenangan adalah salah satu bentuk rasa penghargaan atau apresiasi atas diri kita yang telah berhasil mencapai sesuatu hal, baik hal-hal yang besar ataupun hal-hal yang sangat sepele. Perayaan kemenangan itu memberikan rasa kepuasan tersendiri, sehingga memberikan kepercayaan dan motivasi diri untuk memenangkan kegiatan berikutnya.

Sebelum memulai suatu kegiatan, kita harus memiliki keyakinan dan motivasi untuk mampu melakukannya. Tiga hal yang harus kita lakukan adalah berusaha, berdoa dan meyakinkan diri bahwa kita mampu melakukannya. Selain itu, pikiran adalah hal utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan kita, kekuatan pikiran sangat menentukan apakah kita memiliki kemampuan atau tidak, kekuatan pikiran mampu meyakinkan hati kita untuk berhasil, dan kekuatan pikiran mengingatkan kita untuk selalu menyebut Tuhan dalam do’a-do’a agar apa yang kita usahakan memperoleh keberhasilan dan diberkahiNya, dan dari pikiran menggerakkan semua anggota tubuh kita untuk berusaha dengan semaksimal mungkin demi memperoleh keberhasilan. Untuk itu kita wajib selalu menjaga pikiran kita agar tetap positif akan apa yang kita usahakan.

Perayaan akan kemenangan bukan berarti kita pamer kepada orang lain, agar terkenal ataupun berharap agar dihormati atas apa yang kita capai. Namun hal positif dari perayaan kemenangan adalah sebagai pembangkit motivasi dan sebagai ucapan rasa syukur atas apa yang telah kita capai. Merayakan kemenangan memberikan rasa kesenangan dan kepuasan tersendiri bagi diri kita. Merayakan kemenangan memberikan energi dan semangat bagi kita untuk mencapai mimpi-mimpi atau pun keinginan kita berikutnya.  Perayaan kemenangan juga bisa diartikan sebagai bentuk refreshing setelah berjuang untuk memperoleh keberhasilan.

Anda pasti sering mengikuti perayaan di kantor Anda, semua karyawan dan manajemen ikut berpartisipasi dan merayakannya, pesta tersebut memberikan kesenangan tersendiri, bahkan bagi sebagian kita sebagai team dari perusahaan, perayaan adalah salah satu bentuk refreshing dan penambah energi setelah sibuk beraktivitas dengan pekerjaan.

Nah mengapa tidak dengan diri kita sendiri yang telah berhasil melakukan suatu hal. Kita pantas merayakannya dengan cara kita sendiri dalam hal positif. Dan cara merayakan kemenangan yang paling baik adalah dengan memberi, baik memberi hadiah kepada diri sendiri atau pun memberi kepada orang lain yang menurut kita pantas untuk diberi.



Bermimpilah setinggi-tingginya dan rayakanlah kemenangan Anda atau team Anda sebagai bentuk appresiasi atas diri Anda atau team Anda.

by MEYF ^_^

Sabtu, 10 Mei 2014

KENAPA MINDSET MASYARAKAT KITA MEMILIH PNS?


Bekerja adalah sebuah kewajiban bagi kita sebagai makhluk Tuhan. Bekerja adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap diri sendiri, Tuhan dan keluarga. Bekerja bukan hanya mengharapkan gaji yang diterima namun adalah sebuah tanggung jawab yang harus dikerjakan dengan jujur dan benar. Di Indonesia ataupun negara lain dunia kerja terdiri dari kerja di bidang pemerintahan, swasta atau pun wirausaha. Sedikit saya bercerita mengenai dunia kerja dan mindset kerja di Indonesia. Sebelumnya mohon maaf jika terdapat kekesalahan dan tidak pantas dalam penempatan kata-kata yang akan saya gunakan.



Saat kecil kita sering ditanya mengenai cita-cita apa yang akan kita raih saat dewasa. Sebagian dari kita akan menjawab “Saya mau jadi dokter, saya mau jadi polisi, saya mau jadi guru.” Namun adakah yang akan menjawab “Saya mau jadi pengusaha minuman, saya ingin jadi pemilik perusahaan makanan, saya mau memiliki sekolah.” Pasti jawabannya adalah “TIDAK”. Hal ini adalah sebuah jawaban yang sudah tertanam atau ditanamkan pada kita semasa kecil atau sebuah jawaban yang didasarkan pada apa yang kita ketahui dan kita lihat di saat kecil. Ya..memang begitulah mindset kita sebagian besar penduduk Indonesia yang sudah ditanam semenjak kecil baik dari orang tua atau pun lingkungan tempat tinggal kita. Sama halnya dalam hal pekerjaan.


Pekerjaan adalah suatu bentuk gengsi bahwa kita berguna dan memiliki keahlian dalam melakukan sesuatu. Pekerjaan adalah image bahwa kita orang cerdas. Adapun yang beranggapan bahwa pekerjaan adalah suatu jalan untuk memperoleh kekayaan, posisi dan kekuasaan. Pekerjaan adalah suatu media untuk menjadi terkenal namun jangan salah memilih sehingga menjadi terkenal dalam kejahatan. Sayangnya sedikit diantara kita yang menganggap pekerjaan adalah bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan, diri sendiri, dan orang lain, sehingga mereka sering menyalahgunakan arti dari pekerjaan. Satu lagi bagi masyarakat kita, pekerjaan adalah sebagai standar kecukupan hidup seseorang, berapa gajinya, berapa harta kekayaannya dan bagaimana jaminan hari tuanya. Fakta inilah yang menjadi mindset dan pokok sebagai standar hidup yang harus dimiliki. 

Dilain hal begitu banyaknya pengangguran yang berasal dari kalangan sarjana dan disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan, sehingga begitu banyak orang yang frustasi dan depresi karena tidak memiliki pekerjaan. Pekerjaan adalah sebuah tuntutan yang beranggapan orang yang berilmu akan mudah mendapatkan pekerjaan. Namun ilmu bukanlah sebuah tolak ukur orang mencapai kesuksesan dalam bekerja, yang terpenting adalah mental, keyakinan/iman dan semangat. Banyak orang yang tidak sekolah tinggi mencapai kesuksesan yang lebih tinggi dibandingkan orang yang berpendidikan tinggi. Memang benar bahwa sebuah artikel dari Yodhia Antariksa yang menyatakan bahwa “Kenapa lulusan SPM bisa lebih kaya dan lebih makmur dibanding lulusan S1 dan S2?” jawabann ya adalah 


  1. The power of kepepet. Kepepet mereka sukses karena mereka dipaksa melakukan sesuatu agar tidak terbuang dan jatuh. Kepepet oleh keadaan hidup susah dan nekat membuat usaha sendiri yang berpotensi sukses besar.
  2. The Darkness of gengsi. Mereka tidak punya gengsi seperti lulusan sarjana, mereka mampu dan tidak merasa malu untuk mulai usaha mulai dari nol dan pelan-pelan menjai orang sukses. Lain halnya lulusan sarjana yang gengsi jika tidak bekerja dikantoran.
  3. The magic of street smart. Ilmu yang mereka peroleh adalah langsung dari lapangan dan melihat kejadian sehingga mencari solusi secara langsung dari lapangan, lain halnya lulusan sarjana yang pada umumnya adalah menguasai teori tapi lemah di prakteknya.

Ada beberapa lingkungan pekerjaan yang dapat dipilih diantaranya bekerja di pemerintahan sebagai pegawai negeri sipil, bekerja di perusahaan swasta baik lokal maupun asing, dan memilih sebagai wirausaha. Semua pekerjaan tersebut adalah halal jika kita gunakan dengan jujur, berilmu dan penuh tanggung jawab.

Pada umumnya mindset kita lebih banyak memilih untuk menjadi pegawai pemerintahan (PNS) dibandingkan pegawai swasta atau pun wirausaha. Bagi mereka sejak kecil sudah ditanamkan dari orang tua atau pun orang terdekat untuk memilih pekerjaan sebagai PNS, maka berbondong-bondonglah mereka mendaftarkan diri untuk menjadi PNS. Ribuan rakyat Indonesia bersaing untuk memperebutkannya hingga beberapa kali. Lain halnya dengan negara maju yang mindset peduduknya adalah kebanyakan menjadi wirausaha, sebagai pencipta lapangan kerja bukan sebagai pencari kerja. Sehingga banyak sumber daya manusia unggul yang ada di negara tersebut yang dapat memajukan perekonomian negaranya.

Kita lebih banyak memiliki mental sebagai pekerja bukan sebagai pembuat lapangan kerja. Menurut penelitian bahwa negara maju memiliki minimal 2% adalah pengusaha sedangkan negara berkembang kurang dari 2% pengusaha termasuk Indonesia yang hanya sekitar 1% adalah pengusaha. Disi pekerjaan bagi sebagian masyarakat kita terutama daerah hanya mengenal PNS adalah pekerjaan yang memberikan segalanya, mereka bangga jika sudah menjadi PNS, mereka mendapatkan derajat yang tinggi dibandingkan dengan lainnya. Ya..begitulah mindset masyarakat Indonesia.

Sebenarnya apa sih yang membedakan antara PNS dengan swasta sehingga masyarakat lebih cenderung memilih PNS. Salah satunya adalah
  1. PNS punya kepastian dan standar gaji yang cukup memuaskan. Lain halnya swasta yang tidak ada kepastian standar gaji, namun sangat tingi dan dapat dinegosiasikan.
  2. PNS kaya akan tunjangan dan fasilitas
  3. PNS berpeluang untuk mendapatkan tambahan penghasilan seperti gaji 13 dan gaji pensiun.
  4. PNS memiliki jaminan hari tua yang menjanjikan.
  5. Adanya kepastian peluang kenaikan pangkat dalam jangka 2-4 tahun meskipun tanpa prestasi dan reputasi mencolok.
  6. PNS sangat aman dari ancaman krisis moneter.
  7. Rentang waktu kerja PNS lebih sedikit yaitu hanya 5 hari kerja.

Masih banyak alasan lainnya yang sangat menguntungkan bagi mereka. Namun demikian apakah baik dan positif memiliki mental sebagai PNS dan daya pikir sebagai PNS. Jangan salah beranggapan bahwa swasta tidak bahagia, swasta tidak sejahtera, walaupun swasta tidak memiliki tunjangan hari tua, namun untuk keuangan dan fasilitas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negeri. Seorang karyawan swasta pun mampu memperoleh gaji puluhan juta atau bahkan lebih per bulan. Perusahaan swasta di negara kita mengacu pada UU Ketenagakerjaan no.13 tahun 2003 terutama mengenai hak karyawan. Tunjangan hari raya yang disesuaikan dengan masa kerja pun memberikan nilai yang sangat besar, paling tinggi adalah dua kali gaji pokok yang diterima per bulan. Jadi tidak kalah jauh dengan PNS. Bayangkan jika gaji Anda adalah 20 juta per bulan.

Ada alasan kuat lannya yang menyebabkan PNS adalah suatu pekerjaan yang favorit bagi masyarakat kita selain jaminan hari tua, yaitu tekanan dalam pekerjaan dan pencapaian kinerja. "kebanyakan mental kita itu maunya yang enak aja tapi menguntungkan". Bagi saya karyawan swasta jauh lebih hebat karena mereka murni berjuang untuk memperoleh jabatan yang tinggi dan gaji yang tinggi, tidak ditentukan oleh waktu, jika mereka mampu memberikan hasil yang sangat bagus dalam waktu sangat singkat, maka sangat memungkinkan bagi mereka untuk naik jabatan. Namun jika mereka jauh dari kriteria yang diharapkan mungkin saja mereka bisa diberhentikan, untuk itulah perjuangan dan keseriusan dalam bekerja sangat dibutuhkan. Seorang pimpinan PNS belum tentu lebih hebat dibandingkan dengan pimpinan di swasta. Karena sudah menjadi kewajiban pimpinan di perusahaan swasta yang dipilih adalah orang yang sangat berjiwa besar dan inovatif sehingga mampu memajukan perusahaan. Karena itulah bagi saya swasta adalah pilihan untuk bekerja.


Saat bekerja kita bisa mengadopsi ilmu perusahaan dalam mengelola dan menjalankan usahanya, yang nanti pun bisa kita gunakan jika kita memiliki usaha sendiri. Bekerja di swasta pada umumnya mengadopsi ilmu manajemen dari luar negeri, yang benar-benar memajukan perusahaan dengan penuh dedikasi dan inovatif. Berdasarkan pengalaman saya yang bekerja di perusahaan swasta, banyak pengalaman positif yang saya peroleh selain ilmu-ilmu manajemen, administrasi, sosial, begitu juga dengan psikologi yaitu mental kita dalam menghadapi pekerjaan, sehingga mengajarkan kita untuk disiplin dan bersikap tegas dalam mengambil keputusan. Kita dituntut untuk memberikan hasil yang maksimal dalam bekerja, dan persaingan kerja yang sehat, jika anda tidak sanggup maka anda kalah sekalipun anda adalah anak pimpinan dari perusahaan. Jadi keadilan sangat dijunjung tinggi.

Dalam merekrut karyawan pun sangat haram jika mendahulukan anggota keluarga, namun harus mengutamakan kecerdasan, kematangan psikologi, dan kesiapan mental dalam menghadapi dunia kerja. Bagi mereka sangat haram melakukan KKN, jika terjadi maka tindakan pemberhentian secara tidak hormat akan langsung dilakukan sesuai prosedur perusahaan. Begitu juga dengan wirausaha yang hampir sama dengan swasta. Bedanya adalah wirausaha lebih kritis untuk merancang strategi dan menjalankan usahanya untuk mencapai target yang diharapkan.

Sekali lagi tulisan ini adalah sebagian pandangan dan pendapat dari saya dan mungkin berbeda dengan Anda. Komentar dan masukan dari Anda adalah penghargaan bagi saya.

by MEYF
^_^


Selasa, 06 Mei 2014

THE MULTITASKING


Multitasking...hmm...
Maybe you don't realize that you often do multitasking in your daily life. When I do my housework, I do multitasking such as washing while cooking food. When I work at office, I also do multitasking to finish my jobs because of deadline jobs. I thought multitasking was amazing and great activity and people rare doing it. People who are doing multitasking are able to finish many jobs properly and no wasting time. The multitasking only able to be done by people who are already experts with. Do you know that multitasking can give negative impact for us if we are not able to do. Let's we are going to discuss about the multitasking and you can share your experience here about multitasking. 
We should know that "What is the multitasking"? And, when do we usual do it?
Multitasking is doing many jobs in same time. For example, we type paper while we are listening to the music and calling our friend in same time. It means we do three jobs at that time.
Last time, when I worked specially in human resources department, I often do multitasking because of the urgent jobs and I had deadline with short time to finish it. For example, while I was making report about employee incentive and the phone was ringing. And, for me picking up the phone is an obligation to provide services to other, their calling means they need something urgent. And, spontaneous I picked up it and without break my activity in making the report because I don't waste my time. And, not much later, suddenly other an employee came to ask about his health claims benefit, and this was my duty to respond him as well. I asked him to wait in a bit. After completion of phone call, directly I found a report about health claim benefit and give correct report about his claims. Of course it was disturbing my work before that it didn't finish yet. And worse, suddenly other employee came again to ask signature. All that work should I did in same time, and I should finish it correctly, although I enjoy about it, but sometime make me confuse and stress. From that short story at that time, I did multitasking about :
  • Making a report
  • Pick up phone
  • Ask employee to wait in a bit
  • Check health claim benefit report and give correct information, and
  • Sign a form

All of that jobs did in same time. If we are not able to do it, may all our jobs will not finish properly and even all of them to fail. The multitasking needs skill, speed, accuracy and routine to do. For actually, it is an advantage for company, may for some reason are no wasting time and no wasting cost recruit employee. If an employee is able to do multitasking, company doesn't need to recruit more employees and more job can be finished in short time without waiting other team member. And, the other multitasking also is a tool for self development and to improve the quality of work.
The other side, do you know this is negative impact especially for people that is not expert with, or for people are tired and boring with job. The multitasking can make our work to fail. We don't arrange priority and urgency about it. We assume all jobs are important and urgent, then we will do in same time, and may it make confuse and break our idea and we cannot finish it all.
In our daily life, more idea come and out of our mind, so it makes we confuse, wishy washy and change our mind in a short time. Do you realize or have you had idea when you do one job, at that time the ideas are not related with our job, moreover when we do more than one jobs, we will not focus to finish it. The other negative impact is stress. It can cause stress because we cannot finish properly all jobs  in same time, and of course it is a presure for us to think how to finish its.
Three type of multitasking use parts of the brain, there are
  • The first job and the second job use the same parts of the brain. This usualy cannot do properly in same time. For example reading a book while hearing music with lyric.
  • The first job and the second job use the different parts of the brain. This usually can do properly in same tim. For example reading a book while hearing instrument music.
  • Each job are not disturb each other. For example reading a book while chewing gum.

So if we are able to multitasking, let it run because it is positive to self-development and improve our quality of work but if we are not able, please leave it, we should arrange priority and urgensitas our job. Identify which one is high priority and urgent, then we do it first.
In our daily life, more idea come and out of our mind, so it makes us confuse, wishy washy and change our mind in a short time. Do you realize or have you had ideas when you do one job, at that time the ideas are not related with our job, moreover when we do more than one job, we will not focus to finish it. The other negative impact is stress. It can cause stress because we cannot finish properly all jobs in same time, and of course it is a pressure for us to think how to finish its.
Three types of multitasking use parts of the brain, there are
The first job and the second job use the same parts of the brain. This usually cannot do properly in same time. For example, reading a book while hearing music with lyric. The first job and the second job use the different parts of the brain. This usually can do properly in same time. For example, reading a book while hearing instrument music. Each job are not disturb each other. For example, reading a book while chewing gum.
So if we are able to multitasking, let it run because it is positive to self-development and improve our quality of job, but if we are not able, please leave it, we should arrange priority and urgency our job. Identify which one is high priority and urgent, then we do it first.

MULTITASKING ....


Multitasking, mungkin secara tidak sadar kita sering melakukan multitasking dalam berbagai hal. Saat saya bekerja di kantor pun sangat sering melakukan multitasking karena deadline akan pekerjaan yang harus dipenuhi. Dahulu saya anggap multitasking itu adalah sesuatu yang hebat dan jarang orang yang bisa melakukannya. Karena kita beranggapan dengan multitasking kita mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dengan waktu yang singkat dan hal ini berlaku bagi orang yang mahir akan multitasking. Namun tahukah anda bahwa multitasking memberikan efek negatif bagi diri kita sendiri jika kita tidak mampu melakukannya.
Apakah multitasking itu?
Multitasking adalah melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu bersamaan. Misalnya kita mengetik naskah sambil mendengarkan musik dan juga sambil menelpon teman dalam waktu yang bersamaan. Berarti Kita melakukan tiga pekerjaan sekaligus.
Saat saya terjun ke dunia kerja beberapa tahun lalu di suatu perusahaan, saya sangat sering melakukan multitasking karena desakan pekerjaan yang banyak dan dibutuhkan waktu yang secepat mungkin untuk menyelesaikannya. Saat membuat laporan mengenai insentive karyawan, telepon pun berbunyi.  Mengangkat telpon adalah kewajiban dalam melayani orang lain, orang menelpon karena ada sesuatu hal mendesak yang dibutuhkan dari kita, saya angkat telpon dan menghentikan sejenak mengetik laporan, namun tanpa berhenti memperhatikan laporan tersebut. Tak lama kemudian datang karyawan dari departemen lain menanyakan klaim kesehatannya, hal ini juga kewajiban saya untuk melayani karyawan tersebut dengan baik, sambil menerima telpon , saya sampaikan maaf kepada karyawan dengan memberikan kode untuk mohon tunggu sebentar. Setelah selesai menerima telepon, kewajiban berikutnya adalah melayani karyawan dengan memberikan laporan yang benar mengenai klaim kesehatannya sambil membuka report klaim kesehatan. Dan hal ini tentu mengganggu data laporan karyawan yang sebelumnya dikerjakan. Tiba-tiba datang karyawan lainnya yang minta tanda tangan dalam waktu yang bersamaan. Dalam hal ini terlihat bergitu banyaknya pekerjaan yang dikerjakan dalam waktu yang bersamaan, yaitu :
  • Membuat laporan.
  • Menerima telepon.
  • Memberi kode untuk "Mohon Tunggu Sebentar" kepada karyawan.
  • Membuka laporan klaim kesehatan dan memberikan informasi yang benar.
  • Menandatangani form yang dibutuhkan karyawan.
Kalau kita tidak sanggup untuk melakukan hal tersebut, mungkin pekerjaan yang kita kerjakan akan gagal semua. Tentu hal ini dibutuhkan keahlian, kecepatan, ketepatan dan kebiasaan dalam melakukan multitasking.  Bagi perusahaan sangat beruntung memiliki karyawan yang mampu multitasking, karena tidak perlu merekruit banyak karyawan dan pekerjaan pun bisa dengan cepat terselesaikannya tanpa ada cekcok dengan karyawan lainnya. Multitasking bagi karyawan juga dapat sebagai sarana pengembangan diri dan untuk meningkatkan kualitas kerja.
Namun tahukah Anda hal ini juga berdampak negatif orang yang tidak mampu multitasking, ataupun bagi yang sudah lelah dan jenuh.
Multitasking dapat juga memberikan efek gagalnya semua pekerjaan yang kita kerjakan dalam waktu bersamaan, karena kita tidak menuliskan prioritas secara jelas dalam melakukan pekerjaan. Kita menganggap semua pekerjaan itu adalah penting, sehingga kita melakukannya dalam bersamaan, dan juga mungkin akan membingungkan dan mengacaukan ide-ide yang muncul berakibat pekerjaan yang akan kita akan kerjakan nihil.
Dalam keseharian banyak ide dan pikiran kita yang keluar masuk otak, jadi wajar kita menjadi plin-plan dan sering berubah pikiran. Saat kita melakukan satu pekerjaan pun mampu menimbulkan berbagai macam ide yang bahkan tidak berkaitan dengan pekerjaan yang kita lakukan, apalagi banyak pekerjaan yang kita lakukan. Efek negatif lainnya adalah dapat menimbulkan stress karena tidak mampu dengan keinginan menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin dalam waktu bersamaan dan sesingkat mungkin, hal ini tentu menjadi tekanan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga mudah timbulnya stress dalam pekerjaan.
Ada beberapa pembagian dari multitasking, yaitu :
  • Multitasking dimana bagian otak yang menggunakan pekerjaan pertama sama dengan bagian otak untuk melakukan pekerjaan kedua. Seperti membaca buku sambil mendengarkan musik berlirik yang dapat mengganggu fokus kerja kita.
  • Multitasking dimana bagian otak yang menggunakan pekerjaan pertama berbeda dengan bagian otak untuk melakukan pekerjaan kedua. Seperti membaca buku sambil mendengarkan musik instrumental.
  • Multitasking dimana salah satunya tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya. Seperti membaca buku sambil makan permen.
Jadi jika kita sanggup multitasking, silahkan lanjutkan karena multitasking juga suatu hal positif dalam pengembangan diri dan  peningkatan kinerja. Namun, jika kita tidak sanggup multitasking sebaiknya kita tinggalkan, kita gunakan prinsip prioritas dan urgenitas, identifikasi pekerjaan mana yang paling tinggi prioritasnya dan paling tinggi urgenitasnya, maka pekerjaan itulah yang menjadi utama untuk dikerjakan. 

^_^
MEYF