Sebelumnya saya sudah pernah posting mengenai apa tujuan
belajar di sekolah (see this Coba Pikirkan Lagi...!!! Apasih Sekolah / Kuliah ???). Artikel berikut adalah kelanjutan dari cerita tesebut. Pelajar
adalah orang yang mengikuti pendidikan secara formal. Di Indonesia wajib
belajar adalah hingga 12 tahun yaitu dimulai dari sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas yaitu rata-rata usia 6 tahun hingga 18 tahun. Namun sekarang
sebagai sarjana pun sudah dianggap setara dengan sekolah mengah atas dimasa
lalu.
Menurut pakar psikologi yang saya kutip dari sebuah artikel
bahwa “Usia 17-25 tahun adalah usia emas dimana pada usia ini yang menentukan
bagaimana karakter seseorang di masa mendatang, bila diisi dengan kegiatan
positif, kreatif, disiplin, jujur maka kedepan akan dapat menjadikan manusia
yang handal secara individu dan sosial.”
Saya mulai bersekolah sejak usia 5 tahun, mulai dari taman
kanak-kanak, sekolah dasar hingga S2. Mungkin kalau saya balik kebelakang ada masa-masa
penuh semangat, sulit atau pun jenuh menjadi seorang pelajar. Pengalaman saya
diusia 5 – 13 tahun adalah usia dimana saya sangat membutuhkan yang namanya
bermain, bahkan hingga mengganggu kegiatan belajar. Berbagai alasan yang saya
lontarkan saat orangtua menyarankan untuk mengulangi pelajaran di rumah.
Beruntungnya orang tua tidak memaksa untuk selalu belajar..belajar dan belajar.
Mereka hanya memberikan nasehat dan kesadaran pada anak-anaknya agar menghargai
waktu untuk belajar. Namun akhirnya karena lingkungan, keluarga, bertambahnya
usia, dan motivasi dari dalam diri saya sendiri, hingga mampu merubah pola
pikir untuk merubah kebiasaan yang mengganggu kegiatan belajar.
Di Indonesia khususnya, karena sistem dan administrasi
pendidikan yang diterapkan, saat kita mengikuti kegiatan belajar formal ada hal
yang menjadi tolak ukur seorang pelajar dikatakan pandai atau tidak, mengikuti
proses belajar dengan baik atau tidak, memiliki kecerdasan yang baik atau
tidak, yaitu dilihat dari hasil belajar berupa nilai atau ranking. Pelajar yang
memperoleh nilai tertinggi maka disebut sebagai pelajar yang pandai dan
berdedikasi tinggi, sedangkan pelajar yang memperoleh nilai rendah adalah
kebalikannya. Sistem pendidikan yang memaksa mempelajari materi yang dalam
jumlah banyak menyebabkan pelajar kewalahan, bukan hanya pelajar, pengajar pun
kewalahan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya sulit tecapai target
pembelajaran dan akhirnya timbullah sifat iri, dengki, tidak puas, gengsi dan
persaingan tidak sehat antara pelajar ataupun antar pengajar.
Selain itu, prinsip seperti ini juga mampu mendorong pelajar
yang ingin menjadi pionir di sekolah agar selalu giat dan rajin demi
mendapatkan nilai yang tinggi. Sehingga terjadi persaingan dalam lingkungan
pelajar demi mengejar nilai yang tinggi. Ada sisi positif dan ada sisi
negatifnya yang dapat kita ambil dari persaingan belajar tersebut. Dari sisi
positif, seorang pelajar yang jujur dan beriman yang ingin memperoleh hasil
belajar yang baik, tentu akan memanfaatkan semaksimal mungkin waktu belajarnya
dan berusaha mendisiplinkan dirinya untuk menggunakan waktu dengan
seaik-baiknya. Hal inijuga melatih dirinya agar menjadi orang yang berdisiplin
dan mampu memanfaatkan setiap kesempatan dalam hal kebaikan.
Namun bagi pelajar yang tidak jujur dan tidak percaya diri
akan kemampuannya dapat melakukan kecurangan dan kebohongan terutama saat
diadakannya tes di sekolah. Mereka melakukan kecurangan dengan mencontek, saat
diberikan tugas pun melakukan copy paste
hasil kerja temannya dan bukan menggunakan hasil pola pikirnya sendiri. Hal ini
menjadikan pelajar tersebut sebagai orang yang picik dan tidak percaya diri
bahkan akan ada kemungkinan melakukan kecurangan dalam kehidupan dikemudian
harinya.
Seorang pelajar bersekolah memiliki tujuan hanya mengejar
nilai bukan memperoleh ilmu, namun tidak mengingat atau pun mengambil hikmah
dari apa yang dia pelajarinya. Baginya nilai adalah segalanya, sehingga tak
jarang banyak pelajar yang tidak mengingat dengan baik apa yang sudah
dipelajarinya. Mereka sudah puas jika memperoleh nilai tinggi, namun mereka
tidak peduli apakah mereka mampu menerapkannya tersebut dikemudian hari atau
tidak.
Sebenarnya, hal terpenting dari seorang pelajar adalah bukan
untuk memperoleh nilai. Nilai dapat dibeli, nilai dapat dicuri dan nilai dapat
dibohongi. Namun, ilmu tidak dapat dibohongi, ilmu tertanam dalam diri kita
yang nantinya tergantung pada kita apakah mampu mengeksplorasinya atau tidak.
Hal terpenting dari seorang pelajar adalah mampu menjadikan
dirinya sebagai orang yang berdedikasi tinggi, orang yang berilmu, berpendidikan
baik, berperilaku baik, sopan dan menghargai orang lain baik dalam hal bertutur
kata atau pun bertindak. Seorang pelajar menghormati pengajarnya dan mampu menerima ilmu yang disampaikan oleh pengajar kepadanya. Karena tidak jarang kita temui pelajar yang sombong dan tidak menghormati pengajarnya. Seorang pelajar mampu mengubah pola pikir mereka
menjadi orang yang sistematis, kreatif, cerdas, dan memanfaatkan kesempatan
yang diberikan demi kebaikan.
Banyak kita temui, orang yang pintar namun tidak memiliki
attitude, sombong, iri dan tidak menghormati orang lain. Banyak orang pintar
namun tidak mampu untuk menerapkan kepintarannya yang memberikan manfaat kepada
orang lain.
Disisi lain banyak orang yang baik dalam hal sikap dan
berprilaku, namun kurang dalam hal pendidikan. Jika kita hayati, seharusnya orang
yang pintar mampu menguasai dirinya dan kepintarannya agar berprilaku baik dan
berdedikasi tinggi guna kepentingan dirinya sendiri dan orang lain. Alangkah
baiknya jika kita yang sudah mendapatkan kesempatan untuk mengenyam dunia
pendidikan selain memperoleh ilmu pengetahuan juga mampu menerapkan ilmu
kebaikan dan akhlak kepada lingkungan kita.
Kita sebagai seorang pelajar adalah orang yang memiliki
tanggung jawab dan percaya diri yang tinggi untuk membawakan dirinya kepada
hal-hal kebaikan. Kita sebagai seorang pelajar memiliki tujuan bersekolah untuk
memperoleh ilmu bukan untuk memperoleh nilai, jika kita sudah berilmu maka
nilai tinggi pun akan kita raih dan kita peroleh. Jika kita sudah berilmu maka
kebaikan pun akan selalu menyertai kita. Dan ilmu tidak hanya disekolah namun
dikehidupan sehari-hari pun dapat kita peroleh. Ayoo robah pola pikir
kita..bahwa nilai bukan tujuan sebagai pelajar, namun ilmulah tujuan sebagai
pelajar. Nilai yang tinggi adalah hadiah dari seorang pelajar yang berilmu.
HR Bukhari Muslim : “Barang siapa merintis jalan mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginy jalan ke syurga.”
Enjoy my blog...
www.jam-statistic.blogspot.com
and www.mellyeyf.blogspot.com
and
join my pages in Facebook..."jam math" discuss about math and math
puzzle or riddle..
^_^
Mohon
maaf jika penempatan kata-katany tidak pada semestinya...
Komentar
Anda adalah kebaikan bagi saya...
0 Komentar