Apa yang Anda rasakan saat Anda mengeluarkan
pendapat, namun rekan Anda mencemoohkan pendapat Anda? Apa yang Anda rasakan
saat Anda mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa namun tidak ada tanggapan
positif dari rekan Anda? Apa yang Anda rasakan saat Anda menceritakan
pengalaman berharga bagi hidup Anda, namun rekan Anda memberikan respon yang
datar dan bahkan menganggap dirinya lebih hebat daripada Anda? Dan bahkan
mungkin Anda menerima kritikan yang seharusnya tidak pantas untuk Anda.
Semasa hidup kita sebagai makhluk sosial yang
selalu berdampingan dengan orang lain, pasti pernah mengalami pengalaman yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Semasa hidup kita di dunia pasti pernah
menerima respon negatif dari lingkungan terhadap apa yang kita lakukan. Dan
bahkan kita melakukan perbuatan yang positif pun pasti pernah mendapat kritikan
dari mereka. Hal ini memang kodrat manusia yang tidak pernah puas akan apa yang
mereka lihat atau pun apa yang mereka terima, namun harus mampu mengendalikannya.
Sekalipun hal yang terjadi adalah benar dan nyata, namun masih terdapat sesuatu
kekurangan daripadanya dan bahkan mencari-cari hal yang dapat menyebabkan
sesuatu tersebut salah. Sebaik dan sehebat apapun Anda, kritikan negatif pun
pasti ada untuk Anda, apalagi jika usaha Anda tidak ada apa-apanya dibandingkan
mereka.
Jika Anda diberikan sebuah gelas yang diisi air
setengahnya, maka pandangan Anda dan rekan-rekan Anda pasti ada yang berbeda.
Akan ada jawaban bahwa gelas tersebut setengah isi atau setengah kosong. Hal
ini tentu memberikan pandangan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Begitu juga
dengan kehidupan kita, akan ada yang memandang dari sisi positif dan sisi
negatif.
Menurut Anda apa yang salah dari hal ini? Apa yang kurang dari kejadian tersebut? Hanya satu kata yaitu penghargaan. Tidak adanya penghargaan atas apa yang diusahakan oleh orang lain, karena kita tidak mengakui dan menganggap diri kita lebih hebat dari mereka, merasa kita berada di atas segalanya. Kita sebagai manusia tentu memiliki sifat egois dan arogan yang sebagian orang mampu mengendalikannya dan sebagian lagi tidak mampu mengendalikannya.
Menurut Anda apa yang salah dari hal ini? Apa yang kurang dari kejadian tersebut? Hanya satu kata yaitu penghargaan. Tidak adanya penghargaan atas apa yang diusahakan oleh orang lain, karena kita tidak mengakui dan menganggap diri kita lebih hebat dari mereka, merasa kita berada di atas segalanya. Kita sebagai manusia tentu memiliki sifat egois dan arogan yang sebagian orang mampu mengendalikannya dan sebagian lagi tidak mampu mengendalikannya.
Saat Anda memberikan laporan kepada Bos Anda,
apa yang Anda rasakan jika Bos Anda meminta laporan tersebut untuk diletakkan
di mejanya tanpa melihat sedikitpun laporan yang Anda kerjakan. Pasti Anda akan
merasa bahwa usaha yang Anda lakukan untuk membuat laporan sepertinya sia-sia.
Namun apa yang akan Anda rasakan jika saat Anda menyerahkan laporan dan Bos
meminta Anda untuk duduk sambil melihat laporan yang Anda buat seraya berkata
“Good” dan “Terima Kasih”. Pasti Anda akan merasa sangat bahagia dan bahkan
meloncat-loncat kegirangan saat keluar dari ruangan Bos. Walaupun hanya dua
kata yang diucapkan sang Bos, namun mampu mengubah hati Anda menjadi sangat
senang dan bahkan menambah semangat untuk melakukan pekerjaan berikutnya. Di
sini terlihat bahwa penghargaan dari orang lain kepada kita atau pun
penghargaan yang kita berikan kepada orang lain mampu menghasilkan aura positif
dan memberikan semangat untuk melakukan kegiatan berikutnya.
Begitu juga halnya jika Anda melakukan kesalahan
dan sang Bos memarahi Anda habis-habisan, apa yang Anda rasakan? Gemetaran,
menangis, pingsan atau tidak adanya semangat untuk melakukan pekerjaan
berikutnya, bahkan Anda mengundurkan diri (jangan sampai mengundurkan diri,
karena sebagai seorang yang profesional mampu mengatasi masalah tersebut). Kadang
ada Bos yang sering marah dan mencari kesalahan bawahannya, hal ini tentu
membuat Anda tidak bersemangat untuk ke kantor. Dan Anda pun merasakan saat
bangun pagi terasa bagaikan tidur hanya semenit, saat bekerja di kantor
menunggu jam pulang bagaikan waktu setahun.
Lain halnya pengalaman saya yang saat itu melakukan
beberapa kesalahan di
kantor, tanggapan Bos bukan marah namun beliau memberikan penghargaan atas apa yang saya kerjakan seraya berkata “Ini bagus namun perlu disempurnakan.” Satu kata “bagus” sudah mampu menutupi kata “perlu disempurnakan”. Hal ini tidak membuat saya merasa pesimis dan tertekan, bahkan saya bersemangat untuk memberikan laporan yang lebih bagus daripada sebelumnya.
kantor, tanggapan Bos bukan marah namun beliau memberikan penghargaan atas apa yang saya kerjakan seraya berkata “Ini bagus namun perlu disempurnakan.” Satu kata “bagus” sudah mampu menutupi kata “perlu disempurnakan”. Hal ini tidak membuat saya merasa pesimis dan tertekan, bahkan saya bersemangat untuk memberikan laporan yang lebih bagus daripada sebelumnya.
Betapa dasyatnya kata-kata yang memberikan
pernghargaan pada orang lain, namun kenapa sebagian orang begitu sulitnya
mengucapkannya bahkan kepada orang terdekat. Tidak akan berkurang rezeki kita
untuk mengucapkan kata-kata penghargaan pada orang lain. Bahkan dengan
mengucapkan kata –kata yang menghargai orang lain pun orang akan menganggap
kita sebagai orang yang berjiwa besar yang mampu melihat sisi positif dari
orang lain. Orang yang tidak memberikan penghargaan pada orang lain adalah
orang yang tidak pernah memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri. Orang
yang tidak menghargai orang lain adalah orang yang tidak pernah menghargai
dirinya sendiri.
Begitu juga dengan kritikan, sebelum kita
mengkritik orang lain, alangkah baiknya jika kita bercermin terlebih dahulu dan
mengoreksi diri kita benar atau tidak. Tidak pantas bagi kita mengkritik orang
lain namun kita melakukan apa yang mereka lakukan dan yang kita anggap salah.
Bagaikan menelan ludah sendiri.
0 Komentar