Saya sedikit sharing suatu
pengalaman yang mungkin Anda pasti pernah menghadapinya. Pernahkan Anda
berpikir bahwa orang lain adalah lebih baik dari diri sendri, atau pendapat
orang lain lebih utama daripada pendapat sendiri, atau Anda bimbang dan ragu-ragu
dalam memutuskan suatu hal? Saya yakin pasti pernah, walaupun hanya satu kali.
Kita hidup sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan bahkan menjadi
pusat perhatian orang lain baik dengan sepengetahuan kita atau pun tidak.
Saat Anda bermutasi dari
kota kecil ke kota besar, kehidupan yang dirasakan sangat berbeda. Di kota besar
sangat banyak yang kita jumpai baik dari segi lingkungan sosial dengan manusia
hingga tekhnologi yang menggiurkan. Siapa yang tidak akan tergoda dengan kehidupan
glamour dan serba canggih. Namun masalahnya adalah seberapa kuat kita untuk
mampu bertahan dengan keadaan yang tidak memungkinkan semuanya kita ikuti.
Seorang anak diizinkan
orang tua untuk meraih pendidikan tinggi di kota besar, sehingga dia haruslah
bertanggungjawab dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya amanah yang diberikan
orangtuanya. Maka si anak akan menghadapi kehidupan baru seperti hidup jauh
dari orang tua, hidup mandiri di lingkungan yang baru, beradaptasi dan
bersosialisasi dengan kondisi yang baru bahkan tidak sesuai dengan apa yang
pernah dijalani sebelumnya. Berbagai bentuk godaan yang menggiurkan yang dengan
mudahnya mempengaruhi gaya hidup yang biasa dijalani. Beruntung jika si anak
mampu memilih dan menyaring antara pengaruh positif dan pengaruh negatif,
sangat disayangkan jika si anak mengambil semua pengaruh tersebut hingga
memberikan efek negatif kepada si anak, keluarga bahkan menjadikan dia gagal
menjalankan amanah yang diberikan kepadanya.
Jika si anak memiliki
tujuan dan tanggung jawab yang besar akan amanah orangtuanya untuk bersekolah
di kota besar, tidak akan mudah terpengaruh akan hal-hal negatif, atau pun
kehidupan yang serba elit, bahkan ia mampu menahan nafsunya untuk memiliki
barang-barang mahal atau pun hal-hal yang tidak selayaknya untuk dimiliki saat
ini. Memang pada usia tersebut adalah masa mencari jati diri, gengsi dan gaya
hidup yang ideal yang mereka pandang dari segi materi. Namun mahasiswa yang
beriman mampu melihat keadaan dan memutuskan hal yang layak dan tepat untuk
dijalani.
Saat seorang atasan
diberikan kepercayaan untuk mengatur dan menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
atasan dan karyawan suatu perusahaan. Seorang atasan yang tegas dan percaya
diri tidak akan terpengaruh akan hasutan bawahan yang memberikan
komentar-komentar negatif terhadap rekan kerjanya. Dia tidak akan terpengaruh untuk
memperoleh materi dengan cara tidak benar yang seharusnya bukan menjadi haknya.
Seorang atasan yang bersikap bijak pasti akan mampu memilih dan menetapkan mana
yang baik dan mana yang buruk, bahkan dia mampu memberikan pengaruh kepada
orang lain agar melakukan pekerjaan dengan jujur, hebat dan bertanggungjawab.
Seorang sahabat yang baik
dan memiliki kepercayaan terhadap saudaranya tidak akan mudah terpengaruh akan
hasutan orang lain yang memberikan komentar negatif kepada saudaranya. Karena
dia memiliki keyakinan dan kemampuan untuk memilih dan membedakan mana yang
positif dan negatif. Hal lain, seperti seorang karyawan yang
selalu cemas akan pandangan orang lain, setiap tindakan yang dia kerjakan
selalu meminta pendapat orang lain yang bahkan orang tersebut belum tentu tahu
apa kebutuhan dan keinginannya, hanya karena takut digosipin atau diremehkan
orang lain sehingga tidak menghargai diri sendiri sebagai orang yang dilahirkan
hebat.
Banyak upaya yang dapat
kita lakukan untuk melepaskan diri dari pengaruh orang lain atau pengaruh
lingkungan. Pertama adalah percaya diri,
sikap ini menunjukkan bahwa kita mampu dan sanggup melakukan segala sesuatu
dengan kekuatan yang kita miliki. Jika kita merasa kita mampu untuk melakukan
tujuan utama yang harus kita raih, sehingga pengaruh luar negatif yang akan
mengacaukan tujuan akan sangat sulit untuk mempengaruhi kehidupan dan pandangan
kita. Kedua kenali diri sendiri,
jika kita sudah tahu dan kenal akan siapa kita, apa tujuan kita, bagaimana
kemampuan dan potensi diri kita sehingga kita mampu untuk memilih pengaruh mana
yang layak untuk diterima dan ditolak. Melalui buku-buku atau pun video
motivasi dan inspiratif pun kita mampu menggali dan mengenal potensi diri kita.
Ketiga memandang penting diri sendiri berarti kita selalu memberikan
perhatian penuh kepada diri kita sendiri untuk bertindak, bertutur kata,
berperilaku positif sehingga akan muncul pandangan positif. Sehingga pendapat orang lain yang berhubungan
dengan kebutuhan kita dan pengaruh orang lain adalah pilihan kedua. Memandang
penting diri sendiri bukan berarti kita egois, namun memandang diri kita
sebagai seorang yang mampu menyebarkan kebaikan bagi diri sendiri dan
lingkungan. Keempat melatih diri untuk menjadi seorang pemimpin/manajer.
Bukan berarti kita harus melamar kerja di sebuah perusahaan sebagai manajer,
namun dalam kehidupan sehari-hari kita harus mampu mengatur waktu, mengatur
aktifitas, keuangan, bahkan hal sepele lainnya dan yang paling utama adalah
harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain
secara bersamaan.
Kelima menghargai
lingkungan luar sebagai bentuk pembelajaran agar kita mampu mengenali potensi
diri kita untuk bergabung dengan lingkungan tersebut. Sebenarnya melepaskan
diri dari pengaruh orang lain dan lingkungan sangatlah sulit untuk dihilangkan,
karena karakter dan lingkungan sosial yang beragam. Namun tergantung pada diri
sendiri bagaimana memandang, menyaring dan memilih pengaruh yang positif dan
membuang pengaruh negatif yang tidak bermanfaat yang hanya membuang kesempatan
kita untuk menggali potensi yang kita miliki agar menjadi orang hebat.
Apakah kita bisa
melakukannya??? Jawabannya BISA!!!
Namun semua keputusan ada
ditangan kita.
by MEYF
^_^
0 Komentar