Pada artikel
sebelumnya, saya sharing mengenai multitasking. Apakah itu multitasking, bagaimanakah
multitasking tersebut dan apakah berdampak negatif atau positif pada kinerja
kita jika kita melakukan multitasking. Bagi orang yang mampu melakukannya tentu hal tersebut sangat menguntungkan, karena mereka mampu
menghemat waktunya dalam melakukan aktivitas. Namun jika mereka tidak terbiasa,
hal ini sangat merugikan bukan saja dari segi waktu yang terbuang hingga hasil
kinerja yang tidak memuaskan.
Pada awalnya
mungkin kita berpikir dengan multitasking mampu mempersingkat waktu kerja,
namun karena kemampuan kita terbatas dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi
untuk melakukan aktivitas, sehingga multitasking bukan menghemat waktu malahan
buang-buang waktu. Coba bayangkan jika saat membuat laporan dengan penuh
konsentrasi, tiba-tiba telpon Anda berdering dan mengharuskan Anda untuk
menjawabnya. Untuk melanjutkan pekerjaan sebelumnya dibutuhkan waktu yang cukup
lama mungkin hingga 20 menit agar bisa berkonsentrasi kembali. Sehingga
terbuanglah waktu Anda hingga 20 menit untuk dapat menyelesaikan laporan
tersebut.
Saat Anda sedang
mengikuti meeting dengan klien, tiba-tiba Anda menerima email dan Anda membukanya,
walau hanya beberapa menit, namun beberapa topik yang dibicarakan terlewatkan
begitu saja, bahkan mungkin Anda menanyakan kepada rekan sebelah Anda mengenai
topik yang dibicarakan, tentu mengganggu konsentrasi orang lain saat meeting
berlangsung.
Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Joshua Rubinstein, Ph.D., David Meyer, Ph.D. dan Jefrey
Evans, Ph.D, bahwa multitasking itu adalah halangan bagi karyawan untuk lebih
produktif karena terjadinya pemborosan waktu.
Walaupun otak kita
lebih hebat dari komputer, namun kemampuan kita tidak semuanya mampu seperti
komputer yang dalam waktu bersamaan mengerjakan tugas yang berbeda.
Multitasking hanya berguna untuk hal-hal ringan, misalnya saat menonton
televisi sambil makan, atau mandi sambil bernyanyi. Seperti pengalaman saya
dimasa lalu saat satu pekerjaan dilakukan dengan konsentrasi, namun tiba-tiba
perintah atasan untuk mengerjakan pekerjaan lain yang beliau anggap lebih
penting, hingga meninggalkan pekerjaan sebelumnya. Dan bahkan beberapa menit
setelahnya, saya diharuskan melakukan pekerjaan baru yang datang dari
departemen lain, sehingga mengharuskan saya untuk menghentikan dua pekerjaan
sebelumnya.
Tentu jika sering
terjadi hal semacam ini akan menimbulkan tekanan bahkan sering merasa jenuh
dengan kondisi dan pekerjaan. Hanya pikiran positif yang mampu bertahan dalam
keaadaan tersebut yaitu sebuah tantangan dalam pekerjaan yang harus dilewati. Namun
tidak akan baik untuk jangka panjang. Mulai dari segi produktifitas kerja yang akan
menimbulkan kesalahan yang berulang-ulang hingga segi kesehatan yaitu timbulnya stress akibat
pekerjaan.
Ada beberapa tips
yang saya ambil dari beberapa sumber yang dapat kita biasakan untuk tidak
multitasking, diantaranya :
- Saat membaca atau membuat laporan, hendaklah menjauh dari koneksi internet atau pun media sosial yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
- Jangan makan di meja kerja, karena akan mengingatkan Anda akan pekerjaan yang harus diselesaikan bahkan dapat menghentikan makan siang untuk melanjutkan pekerjaan.
- Buat setiap hari daftar pekerjaan pada hari itu, dan berikan tanda mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang berikutnya.
- Fokus pada pekerjaan yang menjadi prioritas untuk dikerjakan.
- Sempatkan waktu istirahat selama 15 menit baik pagi atau pun siang hari.
- Gunakan alat kerja atau pun aplikasi yang meringankan pekerjaan.
Jika kita tidak
terbiasa dengan hal multitasking, maka tinggalkanlah, fokus pada satu pekerjaan
dan hindari hal-hal yang mengganggu pekerjaan Anda. Mulailah mengerjakan
pekerjaan yang memiliki prioritas yang tinggi baru dilanjutkan dengan prioritas
yang berikutnya.
Semoga artikel ini
bermanfaat..
By MEYF
^_^
0 Komentar