Jumat, 29 Maret 2013

JAM GADANG BUKITTINGGI


Jam Gadang Malam Hari
Jam Gadang Siang Hari
Bukittinggi dikenal sebagai kota wisata di Sumatera Barat dan juga kembaran dari Negeri Sembilan Malaysia. Salah satu objek wisata di Bukittinggi adalah Jam Gadang (Jam besar). Jam Gadang terletak di pusat kota Bukittinggi yaitu Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi. Jam Gadang merupakan menara jam dengan tinggi 26 meter dan ukuran dasar sekitar 13 x 4 m2. Memiliki empat jam dengan diameter masing-masing 80 cm di bagian paling atas menara. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda. Jam Gadang digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat dua unit di dunia yaitu Jam Gadang dan Big Ben di London Inggris.

Lonceng / Bandul Jam Gadang
Jam Gadang terdiri dari beberapa tingkat dan paling atas sebagai tempat penyimpanan bandul. Saat gempa di tahun 2007, bandul tersebut patah dan harus diganti. Pada bagian Lonceng tertulis pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama pembuat jam yaitu Benhard Vortman dan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang memproduksi mesin jam di tahun 1982. 



Angka IIII pada Jam Gadang

Ada keunikan dari Jam Gadang yaitu bahan membuat menara tanpa campuran besi atau pun semen, namun hanya campuran kapur, putih telur dan pasir Putih. Tulisan angka pada jam terdapat kesalahan yaitu angka Romawi IV ditulis IIII.

Dalam Jam Gadang
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah Ratu Belanda kepada Rook Maker sekretaris Fort De Cock pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jam Gadang di rancang oleh Yazin Sutan Gigi Ameh dan peletakan batu pertama oleh putra pertama Rook Maker yang masih berusia 6 tahun. Jam Gadang sebagai penanda dan titik nol kota Bukittinggi. 



Bentuk Jam Gadang memiliki tiga kali perubahan pada atapnya, pertama saat pendudukan pemerintahan Hindia-Belanda atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian saat pendudukan Jepang diubah menjadi bentuk klenteng dan terakhir setelah Indonesia merdeka diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat tradisional Minangkabau.

Atap Bulat Zaman Pendudukan Belanda
Atap Klenteng Zaman pendudukan Jepang
Sekarang Jam Gadang dijadikan sebagai objek wisata dan memiliki taman di sekitarnya yang dilengkapi oleh badut-badut yang menghibur pengunjung sekitar Jam Gadang. Biasanya acara-acara bersifat umum diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini. Jika pengunjung ingin menaiki puncak Jam Gadang harus membayarkan sejumlah uang, dan dari atas akan terlihat keindahan kota Bukittinggi, panorama dan ngarai Sianok.

Kamis, 28 Maret 2013

MINANGKABAU TRIBE

Minangkabau is an ethnicity or tribe from Indonesia, commonly known as ethnic  Minang. Its region include West Sumatera, some mainland of Riau, Bengkulu and the west coast of North Sumatera, southwest of Aceh and Negeri Sembilan Malaysia. 

Minang tribe is unique, because tribal lineage is based on mother or matrilineal descent. In matrilineal system, mastery treasures are held by women, while men only slightly. Men after puberty, they can’t stay at his parent’s home, because that home only for woman with her husband and her childreen. They will sleep in “Surau” like a small Mosque and they will learn about life and Islam at there.  And after men married, he would come to the house of his wife and his in-laws.

In Minangkabau, there are three important elements who build and maintain the cultural integrity and customs, they are Alim Ulama (Scholars), Cerdik Pandai (Intellectual), and Ninik Mamak. Alim Ulama maintain for integrity of religion (Islam), Cerdik Pandai maintain for integrity of knowledge and Ninik Mamak maintain for integrity of customs. This is called as “Tungku Tigo Sajarangan”. Minangkabau have democratic system, all matters are discussed by three elements by concensus. On the other hand customs and cultures of Minang put woman as heir inheritance and kinship. The lineage referred to the mother is known as “Samande” and father is known as Sumando (in-law) and father have to obtain and be respected like a visitor.  Women determine the successful implementation of the decisions made by men. Women handle a crucial role. However, men still hold the authority has the power to communities.

Minang society is known as the nomads society. Especially men, if he doesn’t wander, he would be mocked by his friends. However, today not only men wander, but women wander too for continue her study, career or for trading career. For this reason minang society is stay in everywhere, they have spacious thought, freedom of life to change the fate, to reach knowledge and wealth.

The cultures of Minang is very strong in Islam. In their life is known as “Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah”. Its mean that cultures of Minang is based on rule and rule is based on Al Quran, so Minang cultures is based on teachings of Islam. All of Minang societies embraces Islam, if they leave Islam so directly they will be exit from Minang society and they are not admitted as Minang Societies. This is known as  “Dibuang Sepanjang Adat”.

In economic sector, Minang societies are famous in trading as professional and intellectual. They are know as intellectual people, so that’s why they stay in all of province in Indonesia and moreover in foreign countries. Any profession besides trading, they are known as politicians, writer, scholars, teacher and journalist. Their success are reached when they wander in outside of Minang region.
Many politicians of Indonesia from Minang, such as Drs. Mohammad Hatta as first vice president of Indonesia, Tan Malaka as vice International Communist for South East of Asia, Muhammad Yamin as pioneer of “Sumpah Pemuda”, Chaerul Saleh, Emil Salim, Azwar Anas, Fahmi Idris and many more. Minangkabau is one of ethnic in Indonesia that always grasp in governmental cabinet besides Java ethnic.

In Intellectual sector, Minang societies have habit to think and analyze all knowledge. They also is known as superior entrepreneur in economic not only in Indonesia and moreover in foreign countries.

Senin, 25 Maret 2013

BUDAYA MINANGKABAU

Minangkabau adalah suatu etnis atau suku di Indonesia, biasa dikenal dengan suku Minang yang daerahnya meliputi Sumatera Barat, sebagian daratan riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara dan barat daya Aceh serta Negeri Sembilan Malaysia.

Suku Minang adalah suku yang unik karena garis keturunannya didasarkan pada garis keturunan Ibu atau dikenal dengan matrilineal. Dengan system matrilineal ini, penguasaan harta pusaka dipegang oleh kaum perempuan sedangkan hak untuk laki-laki hal ini cukup kecil. Laki-laki setelah masa akhir balik mereka tidak dapat lagi tidur di rumah orangtuanya, karena rumah hanya diperuntukkan kepada kaum perempuan beserta suami dan anak-anaknya. Mereka akan tidur di Surau (seperti mesjid kecil). Setelah menikah pun laki-laki akan ikut ke rumah istrinya, dia tidak akan tinggal bersama orangtuanya.

Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga orang terpenting yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat adalah Alim Ulama, Cerdik Pandai dan Ninik Mamak yang dikenal dengan istilah Tigo Tungku Sajarangan. Sistem pemerintahannya yang demokratis, sehingga semua urusan dimusyawarahkan oleh ketiga unsur tersebut secara mufakat.

Dilain hal, adat dan budaya Minang menempatkan perempuan sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan yang dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan sebutan Samande dan ayah adalah Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Dalam hal perempuan menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan yang dibuat oleh kaum laki-laki, perempuan memainkan peranan yang sangat penting. Namun demikian kaum laki-laki masih tetap memegang otoritas memiliki kekuasaan pada komunitasnya.

Masyarakat Minang dikenal sebagai masyarakat perantau. Terutama pria Minang, jika mereka tidak merantau maka mereka akan diperolok-olokkan oleh teman-temannya. Namun saat ini tidak hanya pria yang merantau, wanita pun juga ikut pergi merantau untuk berbagai alasan seperti melanjutkan pendidikan, berkarir atau pun berdagang. Karena alasan inilah masyarakat minang ada dimana-mana, mereka memiliki pemikiran yang luas, jiwa merdeka untuk mengubah nasib mengejar ilmu agama dan dunia serta kekayaan.

Budaya Minangkabau sangat kuat dengan ajaran Islam, dalam prinsip kehidupannya dikenal dengan “Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah”. Maksudnya adalah adat masyarakat Minang didasarkan atas hukum dan hukum didasarkan pada Alquran  yang berarti adat Minang berlandaskan ajaran Islam. Masyarakat Minang adalah pemeluk agama Islam, jika ada yang keluar dari agama Islam maka secara langsung mereka keluar dari masyarakat Minang dalam istilahnya disebut “Dibuang sepanjang adat”.

Dalam hal ekonomi, masyarakat Minang sangat menonjol dalam bidang perniagaan, sebagai professional dan intelektual. Orang Minangkabau terkenal sebagai kelompok terpelajar, oleh karena itu mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca negara. Berbagai profesi selain berdagang, antara lain, sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, dan jurnalis. Kesuksesan mereka diraih saat berada di perantauan. Banyak politisi Indonesia dari Minang, sebut saja Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden pertama Indonesia, Tan Malaka terpilih sebagai wakil Komunis Internasional untuk wilayah Asia Tenggara, Muhammad Yamin sebagai pelopor Sumpah Pemuda, Chaerul Saleh, Emil Salim, Azwar Anas, Fahmi Idris, dan masih banyak lainnya. Minangkabau merupakan salah satu dari etnis di Indonesia yang selalu menjabat di kabinet pemerintahan Indonesia selain etnis Jawa.

Dalam bidang intelektual, kebiasaan masyarakat Minang adalah berpikir dan menelaah berbagai ilmu. Mereka juga dikenal sebagai pengusaha ulung dalam bidang ekonomi. Bukan hanya di Indonesia namun sampai ke manca Negara.

Rabu, 20 Maret 2013

TIM3.....


Time ... We live in a world defined by time, time is very important for our lives. Time will move on to the next and never will be back into the past. Only events that can be repeated, but not for with time. The clock is a timing device. In one day we had 24 hours or 60x24 minutes or 60x60x24 seconds. If viewed from the count rate, so much time available to us from morning to night in a day.

We often get caught up with the times. We know that we can not determine how long the life in this world. We can not determine the time to stay in the mortal world. Only God can decide everything. We waste too much time away. Because of negligence, laziness and inability to manage time well. We all have the time, means we have the right to manage it. Not time do to manage us. But we realized it was hard to manage the time. When God gives us the time and opportunity for positive things, we actually ignore it. But when the opportunity is lost, regret that appear later.


According to statistical data, the average life of the world is approximately 65 years old (but everything is set by God), meaning there are about 16-17 years, we get study, but it is not the optimal we use to study because of the holidays and rest, 5 years of childhood learning, the remaining 33-34 years of work and even in those not optimal because there are day off and rest, and we do not know to use the remaining time about 10 years. If we estimated the holiday and off day, it is about more than 7 years .. How meaningless the wasting time…

Time will move on to the next and will never return to the past. Therefore, we should be able to utilize our time in order to live well in the world and in the next. Honestly, for me, it was very difficult to manage my time well. When I was in school, I was given the opportunity to participate in a math competition, but I ignored it, because it was wrong and pessimistic thinking that I would probably not pass the selection race. I did not expect the race results, including those who can come to the next round. But the rules changed, and I failed to follow the next round. If I tried to use the time to prepare for the race as well as possible, of course I would be able to follow the race to the next round.

Therefore from now on we should be able to use the time as possible. For the results we submit to God, because He knows all what is best for us. We must believe that whatever we want and expect, and all the positive things that we think will one day surely occur, as long as accompanied by effort, prayer and belief in it. Only time and patience we should have to earn it.

Believe, trusting, sincere, try and pray that everything we wanted would happen. If it does not happen, we should be sincere to accept it, because the sincerity shows that we have faith in God and believe that behind it all there is a very beautiful thing that we will get.

Selasa, 19 Maret 2013

WAKTU


Waktu...
Kita hidup di dunia ditentukan oleh waktu, waktu sangat penting bagi kehidupan kita. Waktu akan berjalan terus ke depan dan tidak akan pernah mundur kembali ke masa lampau. Hanya kejadian yang dapat berulang, namun tidak demikian dengan waktu. Jam adalah alat pengukur waktu. Dalam sehari kita memiliki waktu selama 24 jam atau 60x24 menit atau 60x60x24 detik. Kalo dilihat dari hitungan angka, begitu banyak waktu yang tersedia untuk kita dari pagi sampai malam dalam sehari.

Kita sering terjebak dengan waktu. Kita tahu waktu yang kita punyai untuk tinggal di dunia fana tidak dapat kita tentukan. Hanya Tuhan yang dapat menentukan semuanya. Banyak waktu yang kita buang begitu saja, karena kelalaian, kemalasan dan tidak mampu mengatur waktu dengan baik. Kita semua punya waktu, berarti kita punya hak untuk mengaturnya. Bukan kita yang diatur oleh waktu itu. Namun kita tersadar memang susah untuk mengatur waktu. Saat kita diberi Tuhan waktu dan kesempatan untuk hal positif, kita malah mengabaikannya. Namun disaat kesempatan tersebut hilang, penyesalan yang muncul kemudiannya.

Berdasarkan data statistic, rata-rata hidup kita di dunia kira-kira 65 tahun (tapi semuanya diatur Allah SWT), berarti ada sekitar 16-17 tahun kita untuk bersekolah, namun tidaklah maksimal kita menggunakannya untuk belajar karena adanya hari libur dan istirahat, 5 tahun pembelajaran masa kecil, sisanya 33-34 tahun kerja dan itupun juga ga maksimal karena ada hari libur dan istirahat, sisanya 10 tahun mo dikemanain?? kalo diperkirakan istirahat dan hari libur sekitar lebih dari 7 tahun..
Betapa mubazirnya kita dengan waktu..
Mulai sekarang kita harus mampu memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Untuk hasil yang diperoleh kita serahkan pada Allah SWT, karena Dia yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita harus percaya bahwa apapun yang kita inginkan dan harapkan, dan semua hal positif yang kita pikirkan pasti suatu saat akan terjadi, asalkan diiringi dengan usaha, doa dan keyakinan akan hal tersebut. Hanya waktu dan kesabaran yang harus kita miliki untuk mendapatkan hal tersebut.

Yakin, percaya, ikhlas, berusaha dan berdoa bahwa segala hal yang kita inginkan pasti terjadi. Seandainya tidak kita harus ikhlas untuk menerimanya, karena dengan keihkhlasan menunjukkan bahwa kita memiliki keimanan kepada Tuhan dan yakin bahwa dibalik semuanya ada hal yang sangat indah yang akan kita peroleh. 

Waktu akan berjalan terus ke depan dan tidak akan pernah kembali ke masa lampau.  Hanya keadaan lah yang dapat berulang dan kita harus mampu mengubah keadaan tersebut menjadi lebih baik. Karena itu kita harus dapat memanfaatkan waktu kita untuk dapat hidup dengan baik di dunia dan di akhirat. Jujur, saya pribadi juga sangat sukar mengelola waktu dengan baik. Namun tetap berusaha untuk mampu mengatur waktu yang diberikan Tuhan kepada kita dengan sebaiknya.