Jumat, 18 Juli 2014

IKATAN SUCI

Berbagi hal yang sudah pernah dilewati.

Saat sebuah ikatan pernikahan terbentuk, maka hubungan halal antara suami istri adalah sebuah janji yang bukan hanya untuk kedua pasangan namun janji kepada Tuhan adalah yang paling utama. Janji untuk saling menyayangi, menghormati, mempercayai, jujur dan saling memberi satu sama lainnya. Janji ikatan suci yang harus dipertanggungjawabkan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Ikatan suci yang baik adalah karena adanya rasa cinta satu sama lainnya, namun yang paling baik adalah karena cinta kepada Tuhannya. Membentuk ikatan suci karena cinta kepada Tuhannya adalah lebih mulia karena kecintaan kepada Tuhan tidak akan pernah hilang selagi kita masih memiliki iman.

Tidak ada ikatan suci yang terbebas dari masalah dan halangan dalam menjalani kebersamaan karena dengan halangan inilah memberikan kekuatan kepada keduanya untuk tetap bersama. Halangan dan masalah adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada kita sebagai makhluknya untuk selalu tetap mengingat dan beriman kepada Nya. Tidak ada satu pun makhluk hidup yang tidak diuji baik dalam bentuk kesusahan atau pun kesenangan hidup di dunia. Semuanya adalah suatu bentuk peringatan agar tidak terlena dengan apa yang ada di dunia, dan sebagai peringat bahwa kehidupan yang terpenting adalah kehidupan setelah hidup kita di dunia, yaitu akhirat.

Kebanyakan pandangan orang saat ini terhadap tolak ukur kesuksesan dan kebahagiaan seseorang adalah uang, memang tidak sesuai dengan hati nurani bahwa uang adalah segalanya. Bagi saya kebahagiaan dalam keluarga adalah kebersamaan dan kasih sayang yang selalu memberi kehangatan satu sama lainnya. Dengan hal ini semua keadaan baik susah maupun senang dapat dilalui secara bersama tanpa saling menghina dan saling menyalahkan satu sama lainnya.

Banyak pengalaman yang terjadi sebelum membentuk ikatan suci sah, baik dari segi lingkungan, sosial, atau pun keuangan keduanya. Namun jika memang sudah diizinkan Tuhan, maka halangan tersebut pun bisa diatasi dan ikatan suci pun dapat terbentuk sebagaimana mestinya. Kehidupan selanjutnya mungkin tidak seindah yang dibayangkan, akan banyak cobaan yang akan dihadapi, kesehatan, pekerjaan, hubungan, kondisi keuangan yang mulai dari nol atau pun kondisi keuangan yang sudah mapan, atau pun jalinan persaudaraan antara keluarga yang kurang baik. Namun dengan rasa cinta kepada Tuhan untuk membentuk ikatan suci yang halal sebagai alasan ibadah kita kepada Tuhan, maka semua rintangan pun akan mudah dilalui.

Saat kita diberi kesenangan dan kehidupan yang berlimpah maka kita akan diuji dengan kesetiaan kepada pasangan dan cobaan lainnya. Kesetiaan pasangan diuji apakah mampu untuk tidak melihat kepada orang lain yang bukan muhrim sehingga tidak menyakiti perasaan pasangan lainnya. Karena dengan harta yang berlimpah, jabatan yang tinggi dan  kekuasaan yang kuat tidak akan menutup kemungkinan untuk tergoyahnya iman berpaling kepada yang lain. Disinilah bentuk ujian yang diterima setiap pasangan. Hal lain dalam kesehatan yang diuji dengan penyakit yang berat dan berbahaya.

Saat diberi kesusahan baik dalam hal keuangan, jabatan atau pun kekuasaan di dunia. Kita diuji dengan kehinaan dan kekurangan yang membuat goyahnya iman dan kepercayaan untuk mampu menjalani kehidupan ini. Setiap hari selalu dihantui perasaan was-was dan ketakutan akan semua masalah yang dihadapi, dan kadang menyerah akan semua hal bahkan mungkin terpikir hal-hal yang tidak diinginkan. Dihantui perasaan takut dan cemas hingga kesehatan pun ikut diuji dalam keadaan serba kekurangan.

Namun yang terpenting bagi semua ujian ini adalah keimanan kita kepada Tuhan dan kesetiaan kita pada pasangan, bagaimana pun keadaan yang kita hadapi, kesenangan dan kesesusahan menuntut kita untuk selalu bertindak di jalan Tuhan dan untuk selalu setia satu sama lainnya. Apakah kuat menghadapi semua ujian yang ditimpakan ataukah malah mundur dan saling menyakiti satu sama lainnya. Memang banyak cobaan yang ditimpakan kepada setiap pasangan bukan hanya yang baru menikah namun yang sudah lama menikah pun akan diuji dengan tujuan sebagai bentuk cintanya kepada Tuhan dan pasangannya.

Manusia diciptakan dengan akal dan perasaan. Kodrat manusia diciptakan memiliki perasaan cemburu, ada cemburu yang biasa saja ada yang berlebihan hingga membahayakan perasaan dan hubungan itu sendiri. Walaupun dengan akal sehat mampu mempertimbangkan mengenai suatu hal namun jika sudah dikaitkan dengan perasaan maka akan merubah pertimbangan-pertimbangan tersebut.

Pasangan yang berada jauh satu sama lainnya karena hal penting yang tidak dapat ditinggalkan seperti pekerjaan, kunci utamanya adalah komunikasi dan saling percaya, perasaan was-was dan curiga mungkin tidak akan hilang dari pikiran kita namun yakin bahwa Tuhan sudah memberikan yang terbaik dan yakin bahwa dia adalah jodoh terbaik yang diberikan Tuhan, sehingga akan selalu untuk kita.

Jadi apapun kesusahan dan kesenangan yang dihadapi bersama pasangan kita, keimanan dan kecintaan kepada Tuhanlah yang memperkuat agar selalu bersama dalam kehidupan dunia dan semoga di akhirat nanti. Selain itu, komunikasi, yakin, percaya, hargai dan kasih sayang adalah hal yang tidak boleh hilang dari ikatan tersebut. Jangan pernah bermain api dengan merusak ikatan suci, karena Tuhan tidak menyukainya, sehingga tidak tertutup kemungkinan hukuman atas kesalahan tersebut lebih berat dibandingkan ujian yang pernah dihadapi saat ini.

By MEYF
^_^

Senin, 14 Juli 2014

~ DECIDE TO PRORITY OF WORK ~

Now I share a bit my experience in work field. We realize that more obstacles that we face in the work field. There are more reactions, they can stand and survive or they cannot stand and survive even give up because they don't feel comfortable with uncertain condition at work field. When you face overload of work in your office, may you shock and confuse which one is the first time to do. In this case, we should make scale of work priority.

When we make work priority, we should consider both in term urgency, important, ability, knowledge and needs or other factors affecting the work. There are four scale of work priority that we will be done base on urgency and important the work.
  1. Priority 1 : There has high urgency and high importance of work, we must finish
    this work first and not delay. We select the work base on time between when it was entry and when it must be submitted (deadline). If there has a short time, then it includes in this priority.
  2. Priority 2 : There has low urgency and high importance of work, we should review or reschedule the work, then we finish it in productive time until it becomes high priority.
  3. Priority 3 : There has high urgency, but low importance of work, we should plan this work first. Usually it comes from other department or other client. We can reject if it disturbs the main work and our productivity.
  4. Priority 4 : There has low urgency and low importance of work. We should do in the last priority after three priority before finished. Even we can deny or reject and wait until we have the right time to do.
My experience in Human Resource while I worked at industry, when an employee got an accident, then HR team must do its job at that time to bring an employee go to hospital, even HR do first aid to help that employee. Don't forget call hospital first and after employee enter a hospital, we should prepare what hospital needs, such as employee ID card, a covering letter for hospital, etc. After that, HR and relevant department should prepare replacements employee for no occurs missing productivity. This case includes in priority 1.

Making overtime report, claim and benefit report, incentives report or all about financial that employee receive in salary, this work is high importance, but it has periodically to be urgent. Then, we can reschedule and review this work until it becomes high urgency. This case includes in priority 2.

When other department ask a HR member of team to give list of employee data whose relevant with them. This work has high priority because they ask and need at that time, even they want to get it directly, but it is not important for us. If this work disturbs our productivity and our main work, we can reject or delay it until we finish the main work. This case includes in priority 3.

In the weekend, our partner ask to join for dinner and recreation. This work has low urgency and low importance. If we must do overtime and we have other importance work, so we can reject or wait until the right time. Even we can avoid this work. This case includes in priority 4.

There are some steps to decide work priority :
  1. Creating all the list of work at that day. Specify when the work was entry and when the work must be submitted, it needs a short time or long time of deadline.
  2. Consider our knowledge about the work, we have skill or not to finish the work, or we must begin to learn it, then it needs a long time to do.
  3. Consider our ability to finish the work, we understand or not about the work,  it will relate to error and missing of work affecting our productivity.
  4. Consult and discuss with our boss or clients relevant with the work.
  5. Give point close to zero if it has low priority and point close to 10 if it has high priority.
  6. Then to give good result, we map the priority of the work into the work table, as follows :

We should know our ability and our knowledge about the work, and to make priority is depend on us and the habit on doing the work. And, if we confuse, should consult and discuss with them. If we can do it all properly, we will satisfied for what we have done and our customer will be satisfied about the result.
Hope this article is useful.

By MEYF

^_^

~ MENENTUKAN PRIORITAS PEKERJAAN ~

Sedikit berbagi pengalaman saya dalam dunia kerja. Dalam dunia kerja banyak tantangan yang harus kita hadapi dan kita jalani. Ada yang mampu bertahan dan ada yang menyerah karena tidak merasa nyaman dengan kondisi kerja yang tidak menentu. Saat Anda dihadapi dengan kondisi dimana pekerjaan yang datang kepada Anda melebihi dari biasanya, mungkin Anda kaget atau bingung mana pekerjaan yang dahulu harus dikerjakan. Dalam hal ini, ada baiknya kita menentukan skala prioritas dari pekerjaan tersebut.

Dalam penentuan skala prioritas pekerjaan perlu adanya pertimbangan-pertimbangan baik dari segi urgenitas, kepentingan, kemampuan, wawasan dan kebutuhan atau faktor lain yang mempengruhi pekerjaan tersebut. Terdapat empat skala prioritas pekerjaan yang harus diselesaikan berdasarkan tingkat mendesak (urgent) dan kepentingan (important) dari pekerjaan tersebut, yaitu :
  1. Prioritas 1 : pekerjaan yang memiliki tingkat urgent tinggi dan tingkat kepentingan tinggi, maka pekerjaan ini haruslah diselesaikan pertama kali. Seleksi berdasarkan jarak waktu antara kapan tugas masuk dan kapan harus diserahkan, jika jarak waktunya pendek maka pekerjaan tersebut termasuk pada skala prioritas ini. Jangan pernah menunda pekerjaan dan harus lakukan saat ini.
  2. Prioritas 2 : pekerjaan yang memiliki tingkat urgent rendah namun tingkat kepentingan tinggi, maka ada baiknya kita mereview atau menjadwalkan kembali agar dapat dilakukan pada waktu yang produktif hingga pekerjaan ini menjadi mendesak (urgent).
  3. Prioritas 3 : pekerjaan yang memiliki tingkat urgent tinggi namun tingkat kepentingan rendah, maka pekerjaan ini dapat direncanakan terlebih dahulu. Biasanya datang dari departemen atau pihak lain. Kita berhak menolaknya jika mengganggu produktifitas kerja kita.
  4. Prioritas 4 : pekerjaan yang memiliki tingkat urgent rendah dan tingkat kepentingan rendah, maka untuk pekerjaan pada skala ini ada baiknya kita melaksanakan diakhir setelah pekerjaan penting dan urgent lainnya dilaksanakan. Atau bahkan mungkin ada baiknya untuk dihindari dan menunggu hingga waktu yang tepat.
Sebagai contoh pengalaman saya dalam bidang human resources di industri, saat terjadi kecelakaan kerja pada karyawan, maka pada saat itu HR harus melakukan tugasnya untuk mengantarkan karyawan ke rumah sakit dan mengurus surat-surat penting yang dibutuhkan selama perawatan. Dalam hal pekerjaan, HR bersama departemen terkait harus mempersiapkan karyawan pengganti agar tidak terjadi miss produktifitas. Maka kategori ini termasuk pada prioritas1.

Report mengenai lemburan, tunjangan, insentif atau pun kewajiban yang harus dibayar karyawan pada saat penerimaan gaji merupakan hal yang penting namun prioritasnya hanya pada waktu tertentu. Maka pekerjaan ini bisa dijadwalkan kembali hingga mendekati hari H dimana pekerjaan ini menjadi sangat urgent. Maka kategori ini termasuk pada prioritas 2.

Departemen lain meminta Anda sebagai team HR untuk memberikan data karyawan departemen tersebut. Pekerjaan ini memiliki prioritas tinggi karena mereka meminta pada saat itu juga, namun bagi kita tidak begitu penting. Jika hal ini mengganggu produktifitas kerja, maka berhak untuk menolaknya atau menundanya hingga pekerjaan yang harus kita laksanakan saat itu selesai. Maka kategori ini termasuk pada prioritas 3.

Di akhir pekan anggota team mengajak kita untuk jalan-jalan sebagai refreshing. Hal ini termasuk pekerjaan yang tidak penting dan tidak urgent, jika kita diharuskan untuk lembur atau memiliki kepentingan lainnya, maka kita berhak menolak atau menunggu hingga waktu yang tepat. Atau bahkan pekerjaan ini pun bisa dihindari. Maka kategori ini termasuk pada prioritas 4.

Adapun beberapa langkah yang dilakukan sebelum menentukan prioritas pekerjaan adalah :
  1. Membuat semua list pekerjaan pada hari itu.
  2. Tentukan tanggal datang dan deadline dari pekerjaan tersebut, apakah lama atau tidak.
  3. Pertimbangkan mengenai pengetahuan kita mengenai pekerjaan tersebut, apakah mahir atau tidak, ataukah harus belajar dari awal atau hanya melakukan yang sudah terbiasa
  4. Pertimbangkan mengenai kemampuan kita dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, apakah sudah memahami atau belum, karena akan berhubungan dengan tingkat error pekerjaan yang kita hasilkan.
  5. Konsultasi dan diskusi dengan atasan atau pihak yang terkait pekerjaan tersebut.
  6. Beri point mendekati 0 sebagai prioritas rendah dan point mendekati 10 sebagai prioritas tinggi.
  7. Selanjutnya agar memberikan hasil yang rapi, kita petakan prioritas kerja tersebut kedalam table kerja, seperti berikut:
Kita puas dengan apa yang kita kerjakan dan pelanggan pun puas dengan hasil yang kita kerjakan.
Semoga bermanfaat..

By MEYF
^_^


Minggu, 13 Juli 2014

~ THE NEGATIVE EFFECT OF MULTITASKING ~

The last article, I shared about multitasking. We discuss that what multitasking is, how multitasking is done and what the effect of multitasking to work, it is will be negative or positive effect. How lucky they are if they are able to do multitasking, then they can reduce working time without reduce their productivity of work. But if they are not able to do multitasking, this effect is negative to work such as wasting time and reduce productivity of work.

The first time, we may though that multitasking reduce our working time, but it is not always correct. We have limited ability and we need high concentration to do activity, then the effect that multitasking doesn't save working time, but it will wasting working time. Can you imagine when you have high concentration make report, you get calling from your client that force you to answer them. You need time until 20 minutes concentration to continue your work before. So, you waste your time about 20 minutes continue and finish your report.

When you are in a meeting with clients, suddenly you get message and you open it, although you interrupt meeting to read email for a minute, you will lose some topic in meeting. Even you ask your partner what meeting talking about. Surely it will disturb your partner concentration while meeting.

In a research by Joshua Rubinstein, Ph.D., David Meyer, Ph.D. and Jefrey Evans, Ph.D,  they said multitasking is obstacle for employees to have good productivity because of wasting time. Although our brain is greater than computer, but we only have limited ability to do work. Computer is able to do more activity and open different application in same time because it has been designed to do like that.

Multitasking is useful for simple or small activity such as watching television while eating, singing while do shower, etc. I have experience that I need high concentration while making salary report of employee, but suddenly my boss asked me to do other report that he thoughT that it is more important than salary report because of urgent. I left my first report and I made my boss's report. While doing that work, suddenly other department asked to give new report about productivity of employee because they would make incentive report for salary. Then, I should stop making two old report. And, can you imagine how can I get back to finish my old report, I need more time to get high concentration to avoid from error. Here is wasting time again and even low productivity if I did error. Only positive thinking that made me survive with this activity. I thought this is challenging for me in work field and I should pass it properly and give good performance for company.

If we face this condition every day in working, it can give negative effect for our productivity and even for our healthy. It can reduce our productivity, wasting time and even we always make the repeated error or mistakes. We will break our healthy and we get depression because of work.

From any source that I read, here is some tips to avoid multitasking:
  1. While we are reading and making report, we should far from internet connection or social media that is not related to our work.
  2. We shouldn't eat in work table because it can break our mind to get rest, we will remember about our duty and even we will stop for eating and continue to work.
  3. Every day, we must make daily list job and give sign which one is high priority and which one is not to finish it.
  4. We must focus and do on high priority of work.
  5. We should get rested for 15 minutes in the morning or in the evening.
  6. We must use tools or application that can help easy to work.

If we are not usual to multitasking, so leave it and focus on some work and avoid for something that can disturb our concentration. We start from high priority of work then continue to the next priority.

Hope this article is useful for us.


By MEYF

^_^

~ DAMPAK NEGATIF MULTITASKING ~

Pada artikel sebelumnya, saya sharing mengenai multitasking. Apakah itu multitasking, bagaimanakah multitasking tersebut dan apakah berdampak negatif atau positif pada kinerja kita jika kita melakukan multitasking. Bagi orang yang mampu melakukannya   tentu hal tersebut sangat menguntungkan, karena mereka mampu menghemat waktunya dalam melakukan aktivitas. Namun jika mereka tidak terbiasa, hal ini sangat merugikan bukan saja dari segi waktu yang terbuang hingga hasil kinerja yang tidak memuaskan.

Pada awalnya mungkin kita berpikir dengan multitasking mampu mempersingkat waktu kerja, namun karena kemampuan kita terbatas dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk melakukan aktivitas, sehingga multitasking bukan menghemat waktu malahan buang-buang waktu. Coba bayangkan jika saat membuat laporan dengan penuh konsentrasi, tiba-tiba telpon Anda berdering dan mengharuskan Anda untuk menjawabnya. Untuk melanjutkan pekerjaan sebelumnya dibutuhkan waktu yang cukup lama mungkin hingga 20 menit agar bisa berkonsentrasi kembali. Sehingga terbuanglah waktu Anda hingga 20 menit untuk dapat menyelesaikan laporan tersebut.

Saat Anda sedang mengikuti meeting dengan klien, tiba-tiba Anda menerima email dan Anda membukanya, walau hanya beberapa menit, namun beberapa topik yang dibicarakan terlewatkan begitu saja, bahkan mungkin Anda menanyakan kepada rekan sebelah Anda mengenai topik yang dibicarakan, tentu mengganggu konsentrasi orang lain saat meeting berlangsung.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Joshua Rubinstein, Ph.D., David Meyer, Ph.D. dan Jefrey Evans, Ph.D, bahwa multitasking itu adalah halangan bagi karyawan untuk lebih produktif karena terjadinya pemborosan waktu.

Walaupun otak kita lebih hebat dari komputer, namun kemampuan kita tidak semuanya mampu seperti komputer yang dalam waktu bersamaan mengerjakan tugas yang berbeda. Multitasking hanya berguna untuk hal-hal ringan, misalnya saat menonton televisi sambil makan, atau mandi sambil bernyanyi. Seperti pengalaman saya dimasa lalu saat satu pekerjaan dilakukan dengan konsentrasi, namun tiba-tiba perintah atasan untuk mengerjakan pekerjaan lain yang beliau anggap lebih penting, hingga meninggalkan pekerjaan sebelumnya. Dan bahkan beberapa menit setelahnya, saya diharuskan melakukan pekerjaan baru yang datang dari departemen lain, sehingga mengharuskan saya untuk menghentikan dua pekerjaan sebelumnya.

Tentu jika sering terjadi hal semacam ini akan menimbulkan tekanan bahkan sering merasa jenuh dengan kondisi dan pekerjaan. Hanya pikiran positif yang mampu bertahan dalam keaadaan tersebut yaitu sebuah tantangan dalam pekerjaan yang harus dilewati. Namun tidak akan baik untuk jangka panjang. Mulai dari segi produktifitas kerja yang akan menimbulkan kesalahan yang berulang-ulang hingga segi kesehatan yaitu timbulnya stress akibat pekerjaan.

Ada beberapa tips yang saya ambil dari beberapa sumber yang dapat kita biasakan untuk tidak multitasking, diantaranya :
  • Saat membaca atau membuat laporan, hendaklah menjauh dari koneksi internet atau pun media sosial yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
  • Jangan makan di meja kerja, karena akan mengingatkan Anda akan pekerjaan yang harus diselesaikan bahkan dapat menghentikan makan siang untuk melanjutkan pekerjaan.
  • Buat setiap hari daftar pekerjaan pada hari itu, dan berikan tanda mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang berikutnya. 
  • Fokus pada pekerjaan yang menjadi prioritas untuk dikerjakan.
  • Sempatkan waktu istirahat selama 15 menit baik pagi atau pun siang hari.
  • Gunakan alat kerja atau pun aplikasi yang meringankan pekerjaan.

Jika kita tidak terbiasa dengan hal multitasking, maka tinggalkanlah, fokus pada satu pekerjaan dan hindari hal-hal yang mengganggu pekerjaan Anda. Mulailah mengerjakan pekerjaan yang memiliki prioritas yang tinggi baru dilanjutkan dengan prioritas yang berikutnya.

Semoga artikel ini bermanfaat..

By MEYF

^_^