Berpikir Di Luar Kotak - Think Out Of The Box

Tuesday, March 05, 2013 Add Comment

Nah sekarang saya mo sharing lagi nih…

Coba perhatikan Gambar 1 di bawah ini, gambar apakah yang dapat Anda lihat?
Gambar 1
Pasti yang pertama Anda lihat adalah gambar bapak tua berambut dan berjenggot warna putih sambil mengelus dadanya. Benar bukan? Nah coba perhatikan Gambar 2 di bawah ini, kira-kira gambar apakah yang Anda lihat?
Gambar 2
Saya bisa tebak, yaitu gambar lukisan wajah orang. Benar bukan? Nah coba Gambar 3 berikut ini, kira-kira gambar apakah yang Anda lihat?

Gambar 3
Kemungkinan gambar yang Anda lihat adalah dua orang kakek dan nenek yang saling berhadapan. Apakah Anda yakin hanya itu yang dapat Anda lihat dari ketiga gambar tersebut? Apakah tidak ada gambar lain yang dapat dijelaskan oleh gambar tersebut? Coba perhatikan Gambar 3 dengan seksama. Pertama yang Anda lihat adalah kakek dan nenek berambut putih yang saling menatap. Coba perhatikan lagi gambarnya. Tidakkah anda melihat ada dua orang bertopi besar sedang duduk bersandar pada sebuah kendi besar. Pria yang duduk di sebelah kanan gambar sambil memegang gitar, dan terlihat dibelakangnya ada seorang wanita yang berdiri di pintu dan sebelah kiri terdapat seorang pria yang sedang duduk sambil memegang topinya. Anda belum yakin, ayo coba lihat lagi.

Dari hal ini, kita simpulkan bahwa dalam satu gambar memiliki lebih dari satu makna. Begitu juga dalam kehidupan bahwa segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya satu sisi tetapi harus cover both side. Atau mungkin cover more than both side. Kita dalam memberikan penilaian terhadap suatu hal janganlah terburu-buru namun kita harus mencari informasi sebanyak mungkin dan mengamatinya.

Berpikir seperti ini kita kenal dengan nama “Think out of the box”. Pasti Anda sudah sering mendengarnya. Kita diajak berpikir tidak hanya menurut kebiasaan yang ada, namun kita harus bisa melihat dari hal yang biasa dan hal tidak biasa menjadi hal yang biasa. Wright bersaudara memiliki ide yang mustahil dan bahkan orang mungkin beranggapan bahwa idenya adalah ide gila. Ide mereka adalah membuat orang bisa terbang ke angkasa seperti burung. Tentu saja hal ini tidak mungkin terjadi, karena manusia tidak memiliki sayap dan memiliki massa tubuh yang berat. Namun siapa yang menyangka, karena ide dari Wright bersaudara terciptalah pesawat terbang.  Hal ini menunjukkan bahwa berpikir diluar kebiasaan dapat menghasilkan suatu hal yang luar biasa hebatnya.
Think Out Of The Box


Seperti pengalaman saya saat masih bekerja di sebuah perusahaan swasta di departemen HR, dimana karyawan yang masih membiasakan diri terhadap kebiasaan lama. Jika ada perlakuan yang berbeda terhadap sesuatu hal yang belum tentu menghasilkan kesalahan, mereka akan langsung mengkomplain hal tersebut karena dianggap sebagai suatu hal yang tidak wajar. Mereka hanya bisa melihat dari satu sisi, tidak dapat melihat dari sisi lain apalagi menerimanya. Kecendrungan untuk tidak mengubah kebiasaan lama berkaitan dengan keengganan untuk tidak mengubah kepercayaan dan pandangan yang sudah dimiliki manusia. Padahal cara-cara lama mungkin saja sudah jauh tertinggal dan kita harus bisa menerima cara-cara baru yang jauh lebih hebat.

Seperti pada ketiga gambar yang diperlihatkan di atas, Gambar 1 dan Gambar 2 bukan hanya gambar bapak tua berjenggot putih dan bukan hanya lukisan wajah. Namun coba lihat sisi lainnya, bahwa pada gambar pertama ada seorang ibu yang sedang menggendong anaknya dan pada gambar kedua terdapat seorang pria yang sedang bermain saxophone. Sungguh luar biasa bukan jika kita dapat melihat dari sisi pandang lainnya.

Kita berpikir diluar kotak (Think out of the box) maksudnya adalah bagaimana kita berpikir dan menciptakan ide diluar kebiasaan yang ada dan untuk menjawab suatu tantangan yang ada. Hal ini didorong dengan perkembangan zaman semakin maju dan pemasalahan dari waktu ke waktu tidaklah sama, dan tidak mungkin menggunakan cara-cara yang sama dengan yang lama. Sangat penting untuk mencoba keluar dari cara berpikir in the box. Orang yang berpikir in the box hanyalah sebagai pengikut, tidak kreatif dan selalu monoton dalam menanggapi suatu masalah.

Nah bagaimanakah caranya agar kita dapat berpikir Out Of The Box. Menurut pengalaman, sharing dan beberapa referensi yang pernah saya pelajari, ada banyak hal yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah
  • -         Fokus dan percaya diri terhadap apa yang Anda kerjakan
  • -        Jangan membuat batasan-batasan dalam pikiran Anda dan berani mengerjakan hal-hal yang menantang
  • -       Jangan takut dianggap aneh dan jangan takut akan resiko
  • -        Melakukan diskusi, bertanya dan mencari referensi sebanyak mungkin serta belajar dari pengalaman.

Masih banyak lagi hal lain yang dapat kita lakukan agar berpikir out of the box. Jangan takut untuk berbeda dengan orang lain, selalu berpikir smart dan berpikir kreatif. Coba perhatikan contoh berikut ini. 

Kita tahu bahwa matematika adalah ilmu pasti yang semuanya sudah ditentukan dengan pasti. Sebut saja 1 +1 pasti jawabannya adalah 2. Tapi bisa saja kita menyanggah bahwa jawabannya bukan 2 yaitu 11. Hal ini tentu tidak salah dan benar jika penjumlahan dalam bilangan biner. Untuk itu banyak sisi pandang yang berbeda yang belum tentu salah dan tentu saja dapat kita terima.

Saya menulis blog ini bukan hanya untuk dishare, namun saya juga harus bisa membiasakan diri dalam berpikir di luar kotak. Karena kreatifitas, kecerdasan dan  hal luar biasa dan cara pandang dan berpikir di luar kotak sangatlah diperlukan di era sekarang.

Creativity is inventing, experimenting, growing, taking risks, breaking rules, making mistakes, and having fun.” — Mary Lou Cook.

When The Lights is Gone

Monday, March 04, 2013 Add Comment
This is my true story from my experience, me, my sister and my parents at the hospital in Jakarta.

It has been almost four months, Rissa visited the clinic of UI for some medical examination. However, the doctors did not know about her disease. Still remember the time, in November 2007, Rissa asked me to accompany her to the hospital. But, I could not do it because I must finish my work that approaching deadlines in the office. And, finally, Rissa went with Wiwik our friend in Depok. Before Lebaran 2007, Rissa also had done medical examination in hospital at Bukittinggi, but the doctor did not find any peculiarity disease in her body. Even the doctor claimed that she was suffering the cartilage inflammation.

Family Photo
In Lebaran 2007, she had a last request for family photo, she asked to do so as soon as possible because she felt that she could not do it next year. Before these, she had also been asked me to watch JGTC (Jazz Goes To Campuss) in the UI, because she felt that only this time she could watch JGTC in her life. But, I didn't do it, and until now, I felt sorry for her.

On the recommendation and advice of the UI clinic, Rissa was referred to the surgeon in Salemba Hospital. She went alone by a train from UI Depok to Salemba. Medical Examination was carried out several times and began from October 2007. However, they did not find her disease, even she had a swelling in below her neck, and it caused difficult to breathe while sleeping on her backs. So, Rissa could only sleep by sitting against a wall with a pillow.

CT Scan 
In December 2007, Rissa did the procedure of CT scan to see in detail that swelling. CT Scan Tool is the X-ray generator, when its operation, X-ray pass through the body's tissue and it is arrested by the detector. Because of differences mass organ, so it has different result appropriate with different density. This is to be reconstructed by a computer system and produce an image that I want it.

I was shocked and sad because she might do complicated procedures to find the diseases that felt in her body. When we came into the CT Scan's room, our clothes must be sterile and should be covered with a special coat. At that time, I saw first, what CT Scan was and how the CT scan was running because I had only seen on television. At that moment I prayed that no matter would  happened to Rissa.

A few days later, we went to the laboratory at the hospital and we got the results of CT Scan. We tried to open the results with feelings of anxiety and worry. We were trying to understand the results and found at a section that claimed, she suffered a Tumor Malignant Thymus or Tumor Malignant Lymph. But this result did not shows which tumor that affects her.

Oh my God, I trembled and sat up, my tears came down. At that time, I said it was impossible, the result was wrong, maybe it was not hers, all reasons out of my mind denied that claim because it was not true. But Rissa remained calm and patient. She asked me to meet the doctor and to make sure that results. Unfortunately, there was no doctor because his practice was closed and would be open on Monday. We were confused and sad because we hope she got quick handling and quick treatment to her. We tried to calm down, and be positive to that all. We found a seat. Rissa slept and put her head on my feet. I felt her tear comes out to my trousers. And, I could not hold back my tears too. Just thought that I must keep her and found the place that she got hospitalized.


We walked around the hospital and requested hospitalized for Rissa. But we were rejected because there was no recommendation from a doctor. We were desperate, and finally back to the lodging house in Depok. We still decided, did not tell to our parents in Bukittinggi.


In the evening, I tried to cheer rissa and play the traditional game “congklak”. She just said, "Uni (sister), I want go home, I do not want sick here, please.” She was crying. I tried to cheer her up by making funny jokes, she was still crying. And, I could not hold back my tears and immediately I cried in the toilet because I didn't want to make her sad.


At that time, I pray for Allah SWT, why were not me that get a tumor, why should Rissa. I felt that was my fault for not paying attention to her. I was only busy with my work and rarely take the time to her, except Saturday and Sunday. I worked far outside the city and boarding there. So during worked on Monday until Friday, we lived separately. Sometimes, because of busy work, we met only once in two weeks.

Rissa at the hospital
In the morning, I woke up and saw Rissa sleep while sitting. I could not hold my tears, anxiety and fear. Finally, I decided to call our parents. I asked them to come here. And, our parents came directly from Bukittinggi in the afternoon. But Rizki, my youngest brother not, he left in Bukittinggi to preparing his test in senior high school.

In the night, I saw my father cried in the bedroom, although he covered it. And, my mother tried to cheer rissa. Oh God, this test too difficult for us, we did not want to see our parents were sad because we had never brought happiness to them. 

The end of December was a great day off to work, so doctors at the hospital got leave. We could not be silent with this situation. We found the traditional treatment in Sukabumi Bogor. The ride was very far and we were not familiar with that area. Althouh her condition was not good, we must keep and gave spirit to her.

Finally, on 26th December, 2007, Rissa treated in a hospital in Salemba, Jakarta. Previously, we had been rejected at a private hospital because Rissa need fast treatment, while doctors at that hospital got leave at the end of the year. While in the hospital, Rissa was strong and our parents were too patient. Although I worked at Purwakarta, that far from Jakarta, but I must commute Jakarta to Purwakarta. 

I still remember that night, on 31th December, 2007 at 12.00 a.m., she gave birthday greetings to me via text. She still remembers my birthday on 1st January. That is last birthday greetings from my sister.

As long as we were on hospital, many things are needed for her, also I was not going to let my parents do it themselves. Medical treatment, rontgen, and many other things to do. So, I decided not to work for someday, although the risk that I would be removed from the company.

While in hospital, Rissa did some serious testing procedures such as X-rays, MRI, biopsy to take a sample of the tumor. MRI did to see in detail and sensitive to the soft tissues in the body.

MRI (Magnetic Resonance Imaging) is a diagnostic tool to check and detect the body by using a large magnetic field and radio frequency waves, without surgery, it uses of X-rays or radioactive materials. During the MRI examination will allow the molecules in the body to move and join to form the signals. This signal will be captured by the antenna and transmitted to a computer to be processed and displayed on the screen into a clear picture of structures inside the body cavity.

And furthermore doctors recommend surgery because the tumors had reached stage 3. Then, on 15th January, 2008, the operation was performed. The operation lasted long enough. We felt anxiety and fear, we always pray that the surgical operation went smoothly and she got heal, so she could be playing, joking and arguing with me like usually, and we were able to realize our dream.

After the operation running, Rissa is brought into the ICCU's room, in her body was mounted medical tools that I did not know what for. I saw  conditions that she felt uncomfortable and felt sick with that tools and I wanted to remove the tool from her body.

We went into the ICCU's room, I could not hold back my tears. Her friends, her lecturers and her parents' friend always assist and support her. While in the room, the first I saw was the tumor had not in her body. I'm quite relieved, although we did not know the results.

The doctor who operates Rissa called us, they told us about the result of surgical operation. My parents and I were worried. I saw that sadness and disappointment on their faces, when the doctor said that the surgical operation was failed. They could not remove the tumor because it was strong and grew up to the liver and lungs, if it continued to do, the result would be fatal for her.

I was shocked and my tears came out. Doctors just put up artificial vessel from groin to the neck, so that blood could flow smoothly into the brain and throughout the body because tumor had been blocked bloodstream to the brain. And, doctors gave advised to do a series of radiation and chemotherapy treatment, although that treatment was very small, less than 40% would be success. We just let go and pray. And, we decided to keep this information from her because the most important requires for Rissa was her passion and her confidence.

after surgical operation
A few days later, Rissa went from ICCU's room into the regular room. I saw that her condition would be better, she was also happy because there was no swelling in her body. Because of the artificial vessels, she felt the pain. It takes a long time to adjust the artificial vessels in her body.

Rissa was critical and intelligent girl, she was brave and impatient. When the doctor came to check her condition, she asked detail to the doctor about her surgical operations. Doctors only suggest to always keep spirit and prayer. And, she must perform and do a series of other treatments.

A few days after surgery, Rissa knew that surgical operation was not successful and now she had a strange object in her body. But she always be patient and always kept spirit to heal, to reach her dreams and our dreams. Someday in the hospital, I rebelled because doctor wanted to make a hole in her body to remove residual liquid after surgical operation from her body.

Before Rissa got surgical operation, when she was in the first room, we saw patients whose bodies are also filled holes and could not be heal. And, I didn't want that happening to Rissa.

The next day, many of my friends and her lecturers came to the hospital to give support and encouragement. Mrs. Lely and Rissa's Lecturer on  Computer Science of UI was also my Lecturer in Mathematics of UI. She was also often giving spirit. Many people gave spirit to her. For this all, we were really a lot of indebtedness to them.


A few days later, Rissa had been allowed to go home and we went back to the lodging house in Depok while waiting for the healing her condition and preparation for further treatment.


(To be continued…)

Disaat Sinar Mulai Redup

Monday, March 04, 2013 Add Comment

Ini adalah pengalaman aku saat aku, Rissa dan orang tua di rumah sakit.

Sudah hampir empat bulan Rissa bolak-balik pergi berobat ke klinik di kampus UI. Namun penyakitnya tak kunjung sembuh juga. Masih ingat saat itu, bulan November Rissa minta ditemenin ke rumah sakit. Namun, karena pekerjaan di kantor yang cukup padat dan deadline penggajian karyawan, aku tidak bisa menemaninya. Akhirnya Rissa pergi bersama Wiwik teman satu kosan kami. Sebelumnya, saat lebaran 2007, Rissa juga sudah melakukan pengobatan di rumah sakit Bukittinggi, namun dokter juga tidak menemui keganjalan dalam tubuhnya. Bahkan divonis radang tulang rawan.

Masih ingat permintaan terakhirnya di bulan Ramadhan 2007 untuk foto keluarga, dia minta agar secepatnya untuk dilakukan. Karena takut tahun depan dia tidak bisa ikut foto keluarga. Sebelum perkataan ini keluar dari mulutnya, dia juga pernah minta ke aku untuk nonton JGTC (Jazz Goes To Campuss) di UI, karena mungkin hanya ini waktu yang bisa dia miliki. Namun, aku menyesal karena tidak meng-iya-kan ajakannya.

Atas saran dari klinik UI, Rissa dirujuk ke Dokter bedah Rumah Sakit Negeri di Salemba. Dia pergi sendiri naik kereta Api dari Depok UI ke Salemba. Pengobatan berlangsung beberapa kali dan beberapa minggu mulai dari bulan Oktober 2007. Namun penyakitnya tidak kunjung sembuh, bahkan terjadinya pembengkakan di bawah leher bagian depan, yang mengakibatkan susahnya bernafas saat tidur telentang. Sehingga jika Rissa tidur hanya bisa dengan posisi duduk bersandarkan bantal ke dinding.

CT Scan
Pada bulan Desember 2007, Rissa melakukan prosedur CT scan untuk melihat secara detail pembengkakan yang terjadi. Alat CT Scan adalah generator pembangkit sinar X yang bila dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar X dalam jumlah dan waktu tertentu. Cara kerjanya menggunakan sinar X yang akan melewati jaringan tubuh yang diperiksa dan ditangkap oleh detektor. Oleh karena adanya perbedaan masa organ tubuh yang dilewati maka gambaran yang ditangkap juga berbeda-beda densitasnya. Inilah yang akan direkonstruksi oleh sistim komputer yang canggih sehingga menghasilkan suatu potongan gambar organ tubuh.

Betapa terkejutnya kami karena prosedur yang serumit itu harus dilaluinya dan begitu banyaknya prosedur untuk mengobati penyakit yang dirasakan dalam tubuhnya. Saat kami masuk ke dalam ruangan CT Scan, semua pakaian kami harus steril sehingga harus ditutupi dengan jas ruangan. Tidak menyangka bahwa saat itu aku melihat langsung bagaimana proses CT scan berjalan, karena selama ini aku hanya melihat alat CT Scan melalui televisi. Saat itu juga aku pun berdoa, agar tidak ada hal yang dikuatirkan dari Rissa.

Beberapa hari kemudian hasilnya pun keluar. Kami pergi ke laboratorium di rumah sakit tersebut. Kami mencoba membuka hasilnya dengan perasaan was-was dan cemas. Kami berusaha memahami hasil tersebut dan tiba di suatu bagian yang menyatakan bahwa Rissa menderita Tumor Ganas Thymoma (kelenjer timus) atau Lymphoma (kelenjer getah bening). Hal ini memperlihatkan belum adanya kepastian akan jenis tumor yang diderita Rissa.

Ya Tuhan, saat itu juga kaki gemetar dan terduduk, air mata pun turun. Saat itu aku bilang itu tidak mungkin, hasilnya pasti tertukar, pasti bukan punya Rissa, semua alas an keluar dari mulutku, yang bisa membuatku tenang saat itu dengan menyangkal bahwa semuanya itu tidak benar. Namun Rissa tetap tenang, memang bawaannya yang sabar dan tenang.Dia meminta untuk kembali ke dokter memastikan hasil yang diperoleh. Namun sayang sekali, pemeriksaan Dokter sudah tutup. Kami bingung dan sedih, karena yang terpikir saat itu adalah penanganan dan pengobatan yang cepat untuk Rissa. Kami berusaha menenangkan diri dan mencari tempat duduk. Rissa pun menidurkan kepalanya di kakiku. Terasa air yang keluar dari matanya membasahi celanaku. Aku juga tidak kuasa menahan air mata ini keluar. Tetap kami mencari jalan keluar, saat itu yang terbayang adalah Rissa harus di rawat di rumah sakit.

Kami pun pergi ke ruang rawat inap di rumah sakit tersebut dan meminta agar Rissa di rawat hari ini juga. Namun kami ditolak, karena tidak ada surat rujukan dari Dokter. Kami putus asa, dan akhirnya kembali ke kosan. Dimana saat itu kami masih memutuskan untuk tidak membicarakan hal ini ke orang tua di Bukittinggi.

Pada malam harinya, aku berusaha menghibur rissa dengan main congklak yaitu permainan tradisional anak Indonesia. Dia hanya berkata, “Uni Ica ingin pulang ni ke bukittinggi, Ica nggak mau sakit di sini sambil menangis.” Aku berusaha menghiburnya dengan membuat lelucon yang lucu, namun aku tak kuasa menahan air mata dan langsung buru-buru ke toilet. Karena tidak ingin membuat adikku itu sedih.

Rissa, My Sister
Saat itu aku hanya berdoa, kenapa bukan aku yang menderita tumor, kenapa harus Rissa. Ini salahku karena sudah mengabaikan dan tidak memperhatikan adikku. Aku hanya sibuk dengan pekerjaan dan jarang meluangkan waktu untuk dia, kecuali Sabtu dan Minggu. Aku bekerja jauh di luar kota dan kos di sana. Sehingga selama kerja hari senin sampai dengan hari jumat, kami tinggal terpisah. Kadang karena kesibukan kerja kami bertemu hanya sekali dalam dua minggu.

Pagi hari, aku terbangun dan melihat Rissa tidur sambil duduk. Aku tidak kuasa menahan tangis, cemas dan takut. Akhirnya aku putuskan untuk menelpon orang tua. Sore harinya kedua orang tua kami langsung datang dari Bukittinggi. Sedangkan Rizki adik bungsuku tinggal di Bukittinggi untuk persiapan ujian.

Malam hari, aku melihat papa menangis di kamar, walau dia menutupinya. Dan mama yang berusaha tegar dan menghibur rissa. Ya Allah, ini cobaan berat sekali, tidak ingin melihat kedua orang tua kami sedih, karena kami belum pernah memberikan kebahagiaan untuk mereka.

Desember akhir adalah hari cuti besar, sehingga dokter di rumah sakit pun cuti. Kami tidak bisa diam dengan keadaan ini. Kami mengajak Rissa mencari obat tradisional di Sukabumi  Puncak. Perjalanan yang sangat jauh dan kami pun belum mengenal daerah tersebut. Kondisi Rissa yang semakin memburuk, namun tetap semangat untuk sembuh.

Akhirnya pada tanggal 26 Desember 2007, Rissa di rawat di rumah sakit di Salemba Jakarta. Sebelumnya pernah di tolak di rumah sakit swasta dengan alas an Rissa butuh penanganan yang cepat, sedangkan dokter di rumah sakit tersebut sedang mengambil cuti akhir tahun.
Saat di rumah sakit, Rissa tetap tegar, orang tua kami pun tetap sabar. Aku bolak-balik Purwakarta ke Jakarta Pusat karena pekerjaan. Masih ingat malam itu, tanggal 31 Desember 2007 jam 12 malam, dia memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada ku lewat sms. Dia masih ingat ulang tahunku tanggal 1 Januari padahal kondisinya yang sudah menurun. Ucapan selamat ulang tahun terakhir dari adikku tersayang.

Banyak hal yang dibutuhkan selama di rawat, dan tidak mungkin membiarkan orang tua kami melakukannya sendiri, pemeriksaan darah, rontgen, dan banyak hal lain yang harus dilakukan. Sehingga aku memutuskan untuk tidak masuk kerja beberapa hari. Walaupun resikonya adalah aku dikeluarkan dari perusahaan.

Selama di rawat, Rissa melakukan beberapa prosedur pemeriksaan serius seperti rontgen, MRI , Biopsi untuk mengambil sampel tumor tersebut. MRI dilakukan untuk melihat secara detail dan sensitif terhadap jaringan lunak yang ada dalam tubuhnya.

MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. Selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.

Dan selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan operasi karena tumornya sudah mencapai stadium 3. Maka, pada tanggal 15 Januari 2008, operasi pun dilakukan. Operasi berlangsung cukup lama. Kami menunggu dengan penuh kecemasan dan ketakutan, kami selalu berdoa agar operasi berjalan lancar dan rissa pun bisa sembuh, Aku dan Rissa bisa bermain, bergurau dan berdebat seperi semula, dan kami pun bisa mewujudkan impian kami.
Setelah operasi berjalan, Rissa di bawa ke ruang ICCU, di tubuhnya dipasang alat-alat dan kabel yang aku tidak tahu untuk apa. Karena melihat kondisinya yang merasa tidak nyaman dan kesakitan dengan alat-alat tersebut dan aku ingin melepaskan alat tersebut.

Kami diperbolehkan masuk ke ruangan ICCU, tak kuasa menahan air mata, dosen dan teman-teman rissa yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan untuk sembuh datang melihat keadaan rissa. Saat di ruangan, pertama aku lihat adalah tumor tersebut sudah tidak ada ditubuhnya. Aku cukup lega, walaupun belum tahu hasilnya.

Tak lama kemudian, dokter yang mengoperasikan Rissa pun memanggil kami, mereka menceritakan proses dan hasil operasi. Aku, dan kedua orang tua pun merasa cemas. Tak berapa lama, terlihat kesedihan dan kekecewaan yang terpancar di wajah mereka saat dokter tersebut mengatakan bahwa operasi gagal dilakukan. Mereka tidak bisa mengangkat tumor tersebut karena sudah kuat dan tumbuh sampai ke jantung dan paru-paru, jika diangkat akan fatal akibatnya.

Setelah Operasi
Saat itu juga kakiku gemetar dan air mata pun keluar. Dokter hanya bisa melakukan pemberian pembuluh buatan yang dipasang dari panggkal paha sampai leher, agar darah bisa mengalir lancar ke otak dan seluruh tubuhnya. Karena memang saat itu pembuluh darahnya sudah tersumbat oleh tumor tersebut. Dan dokter menyarankan untuk melakukan serangkaian pengobatan yaitu penyinaran dan kemoterapi, walaupun kemungkinan sembuh itu sangat kecil tidak sampai 40 %. Kami hanya pasrah dan berdoa, dan belum memberikan informasi tersebut kepada Rissa. Karena yang terpenting adalah Rissa membutuhkan semangat dan percaya diri untuk sembuh.

Beberapa hari kemudian, Rissa sudah bisa dipindahkan dari ruang ICCU ke ruangan rawat inap biasa. Kondisinya mulai membaik, dia juga senang karena tidak ada lagi pembengkakan di tubuhnya. Namun dia merasakan kesakitan,karena pembuluh buatan yang masih belum cocok di tubuhnya. Memang dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan pembuluh buatan tersebut di tubuhnya.

Rissa orang yang kritis dan cerdas, dia berani namun sabar. Saat dokter datang memeriksanya, dia langsung bertanya ke dokter tentang operasi yang sudah dilakukan apakah berhasil atau tidak dan tentang perkembangan penyakitnya, apakah sudah sembuh dan hilang. Namun dokter hanya menyarankan tetap semangat dan berdoa. Dan harus melakukan serangkaian pengobatan lainnya.

Beberapa hari setelah operasi, Rissa pun tahu bahwa operasinya tidak berhasil dan ditubuhnya terdapat benda asing yang menyakitkan. Namun dia tetap sabar dan semangat untuk sembuh demi meraih cita-citanya dan mimpi kami. Sempat saat di rumah sakit, aku berontak karena tubuhnya harus dilobangi dan diberi selang kecil untuk mengeluarkan cairan operasi yang masih tertinggal di tubuhnya.

Sebelum Rissa dioperasi, saat dia dirawat di ruangan rawat inap yang pertama, kami melihat pasien yang tubuhnya juga dipenuhi lobang yang tidak bisa menutup, bahkan makin membesar. Dan aku tidak ingin hal tersebut terjadi terhadap Rissa.

Hari berikutnya, banyak teman-teman dan dosen Rissa datang ke rumah sakit memberikan dukungan dan semangat pada Rissa. Dosen Rissa yang juga Dosen ku di Matematika pun juga sering memberikan semangat. Orang tua teman-teman Risa pun juga selalu datang memberikan semangat. Sungguh banyak hutang budi kami terhadap mereka.

Beberapa hari kemudian, Rissa pun sudah diperbolehkan pulang dan kami pun kembali ke kosan di Depok sambil menunggu perkembangan dan persiapan pengobatan selanjutnya.

When I Fall In Love

Sunday, March 03, 2013 Add Comment

I got this poetry when I got study in Bachelor degree...
Let's enjoy this Islamic Love Poetry..

When I Fall in Love

Oo Allah, if I fall in love,
keep my love for him
not exceed my love for You

Oo Allah, if I fall in love,
let me touch his heart
whose heart is linked to You
so I do not fall into forbidden love

Oo Allah, if I fall in love
keep my heart for him
and do not turn away from Your heart

Oo Allah, if I missed him
Keep my longing into him
so I will not be remiss to get Your heaven

Oo Allah, if I enjoy the love of Your sweetheart
Do not exceed the pleasure to bow down and pray to You
In the last third of the night

Oo Allah, if I enjoy the love of Your sweetheart
Do not let me fall in long journey to calls human beings to You

Oo Allah, if You let me miss Your sweetheart
Do not let me go exceed the limits
So that make me forget You
True love and eternal longing only to You

Oo Allah, You know that the heart have come together in love with You
That the heart have meet obedient into You
That the heart have united into You
That the heart have been combined in defending into You

Oo Allah, strengthen my relationship with him
Make this love strong for him
Guide him into Your way
Fill his heart with your light that never fade
Relieve our heart with faith and beautiful surrender into Your way



In Bahasa

Ketika Saya Jatuh Cinta

Ya Allah, jika aku jatuh cinta
Jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu
Agar tidak terjatuh aku ke dalam jurang cinta terlarang

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati
Jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling dari hati-Mu

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu
Rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu

Ya Allah jika aku rindu,
Jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
Indahnya bermunajat disepertiga malam terakhirmu

Ya Allah jika aku jatih hati pada kekasih-Mu
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam 
perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu
Jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku
pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu

Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini
Telah berhimpun cinta pada-Mu
Telah berjumpa taat pada-Mu
Telah bersatu dalam dakwah-Mu
Telah berpadu dalam membela syariat-Mu

Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
Penuhilah hati-hatinya
Dengan Nur-Mu yang tidak pernah pudar
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu
Dan keindahan bertawakkal dijalan-Mu


The Natural Place for Tour in West Sumatera

Friday, March 01, 2013 4 Comments
Now, I invite you to my hometown in West Sumatera, Indonesia.

In 30th September 2009, Padang affected by earthquake about 7.6 SR. West Sumatera located between the Eurasian plate and the Indo-Australia and the fracture Semangko. All three are active seismic area. According to the seismologists, West Sumatera has a cycle of 200 years the great earthquake at the beginning of the 21st century. And now, it has been under repeated cycles.

West Sumatra is known as the Minang tribe. Friendly people and guided by the "Adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah”. It mean that Minang people is living based on the principle of rules and traditions. And tradition are based on the religion of Islam and Al Quran. All people of Minang tride are the moslem, otherwise they are not Minang tride.

“Alam takambang jadi Guru”, it mean that the universe is a teacher for our life. Many things can be a lessons and science from natural life. West Sumatra is very beautiful places and has tour place that are visited by tourists. West Sumatra is in Indonesia's westernmost region and directly related to the Indian Ocean. So it has many beaches, especially in the area of ​​Padang and Pariaman.

Besides West Sumatra is also surrounded by mountains that they are still active, it is not surprising that this area either tectonic earthquakes or volcanic. There are so many formed the lake and valley. West Sumatra has four beautiful lakes, namely Danau Maninjau,Danau Singkarak,Danau di Atas dan di Bawah, and Danau Talang.

1. Singkarak Lake 
Singkarak Lake
 Singkarak lake is the biggest lake in West Sumatra and two biggest on the island of Sumatra after Toba Lake. The lake is located in two districts namely Solok and Tanah Datar. The extent of 129.6 square kilometers with a depth of 268 meters. This lake is upstream of Batang Ombilin river. Most of the water flows through a tunnel Bukit Barisan to Batang Anai. This lake have hydropower of Singkarak. 


Ikan Bilih
Singkarak has a distance 48 km from the town of Bukittinggi. And 75 km from the city of Padang and 100 km from the city of Padang Panjang. Singkarak is very famous with ikan Bilih. Ikan bilih are the species of fish that only life in Singkarak lake. They cannot survive if they move from Singkarak lake.


2. Danau Maninjau
Maninjau Lake
It is the second largest lake in West Sumatra. Located in the district of Tanjung Raya, Agam regency. Located approximately 140 km in north of the city of Padang, 36 km from the town of Bukittinggi. Maninjau is formed by volcanic eruption of Sitinjau Mountain with a height of 461.50 m above sea level and an area of ​​about 99.5 square miles. 


Puncak Lawang
One part of the lake there are Maninjau hydropower.The highest peak of Danau Maninjau is known as Puncak Lawang. The source of water Maninjau is named Batang Sri Antokan.







Kelok 44
To reach the lake from the direction of Bukittinggi, Maninjau if it will pass through a winding road known as Kelok 44 along approximately 10 km from the Ambun Pagi. Kelok 44 mean there have 44 of winding road.






3. Di Ateh dan Di Bawah Lake 
Di Ates Lake
The lake is known for its twin lakes because there are two lakes are located very close to about 300 meters. The location of this tectonic lake in Solok. But its unique lake, the higher than sea level is called Di Bawah Lake, it mean that the lake position is below. And the closer to the surface of the sea called Di Atas Lake, it mean that the location is under than Di Atas Lake. 


Di Bawah Lake

Diateh Lake area of ​​approximately 17.20 square meters with a height of 1.6 km above sea level while Dibawah Lake area of approximately 16.90 square meters with an area of ​​866 meters are above sea level.




4. Talang Lake
Talang Lake
The lake is located near Talang Mountain in Solok. The lake is not very well known because of its location close to the Talang Mountain and it is still active. So the lake is a prohibited area for tourists. The lake is located 4.5 miles from Twin Lakes. Because the lake is close to Talang Mountain, so that any volcanic dust blanketed much of the area.




That some of the natural places for tour in West Sumatera...
You can visit there...and enjoy it beautifull natural scene of lake...