Hmm..saatnya
menulis lagi...saya ingin berbagi sebuah cerita yang saya petik dari sebuah film. Menurut saya semua film yang kita tonton memiliki sisi positif yang dapat kita pelajari daripadanya. Nah sekarang saya mau berbagi mengenai film yang selain menghibur dan juga penuh inspirasi dan motivasi
di dalamnya, serta banyak pelajaran yang dapat kita petik darinya.
Anda
pernah nonton yang namanya Something The Lord Made? Film ini adalah film lama
dan juga kisah nyata dari dunia kedokteran di Universitas
Johns Hopkins. Seorang
tukang kayu Vivien Thomas saat itu berusia 19 tahun dan sudah bekeluarga,
adalah seorang ras kulit hitam Afrika-Amerika yang mempunyai passion di bidang
kedokteran namun tidak bisa melanjutkannya karena masalah biaya. Bahkan Bank
Nashville tempat dia menabung pun bangkrut sehingga membuat semua keinginannya
untuk melanjutkan sekolah menjadi mustahil.
Seorang
dr. Alfred Blalock, dokter bedah yang
jenius sedang mengadakan penelitian di laboratorium Universitas Johns Hopkins, dia mempekerjakan Vivien Thomas untuk menjadi
pekerja kebersihan di laboratoriumnya. Pada awalnya Vivien si tukang kayu
disuruh untuk merawat anjing. Disela-sela membersihkan laboratorium karena
keantusiasannya dalam hal kedokteran, Vivien membaca buku-buku kedokteran dr.Blallock. Kejadian tersebut dilihat oleh sang dokter dan dokter
pun mendekatinya sambil menanyakan apa cita-cita Vivien. Tentu sang dokter
sangat kaget saat Vivien bilang dia antusias menjadi seorang dokter. dr.
Blallock menguji Vivien mengambil gelas-gelas laboratorium dengan penjepit
gelas, karena keterampilannya menjadi tukang kayu menjadikannya begitu mahir
dalam menggunakan penjepit gelas. dr.
Blallock akhirnya tahu kemampuan dan nalar logika Vivien dan antusiasnya yang
tinggi, maka sang dokter pun memberikan jas putih laboratorium pada Vivien.
Penelitian
sang dokter adalah pengobatan bayi biru (baby blue syndrome)
mengajak Vivien untuk membantunya. Tentu saja Vivien yang antusias tersebut selalu mempelajari buku-buku mengenai
kedokteran. Vivien berhasil menemukan cara yang tepat untuk menangani bayi
biru, memutuskan pembuluh darah, menyambungkannya kembali dengan menjahit
sehingga sang dokter memutuskan untuk mengoperasi bayi biru
yang bernama Eileen Saxon. Pada saat itu, paham yang dianut kedokteran adalah tidak boleh menyentuh
jantung dan tidak ada pembedahan untuk jantung. Hal ini tentu saja memberikan terobosan baru
(breakthrough) dalam dunia kedokteran.
Operasi ini berhasil membuat sang bayi berwarna merah.
Judul film ini diambil dari kata-kata dr. Blallock
kepada Vivien setelah berhasil melakukan operasi Atrial Septectomy yaitu :”This
looks like something the Lord Made”.
Film ini juga menggambarkan kondisi masyarakat Amerika sekitar tahun
1930-an dimana rasisme menjadi isu diskriminasi dalam segala hal. Warga
kulit putih selalu merasa superior dibandingkan warga kulit hitam atau etnis
lainnya. Walaupun Vivien banyak berkontribusi dalam penelitian ini, namun dr. Blallock tidak
pernah menyebut namanya dalam pemberitaan koran atau pun wawancara. Dan dalam
hal gaji pun Vivien disamakan dengan karyawan dengan jabatan paling bawah.
Tentu hal ini membuat Vivien merasa tidak dihargai. Sampai akhirnya Vivien pun
berhenti bekerja dengan dr. Blallock.
Akan
tetapi kecintaan akan pekerjaannya di kedokteran yang memanggilnya untuk
kembali bekerja dengan dr.Blallock. Sampai akhirnya Vivien menjadi kepala
Laboratorium setelah meninggalnya dr. Blalllock. Dan pada
akhirnya semua doa, kesabaran, antusias dan jerih payah Vivien pun terbayar.
Pada tahun 1975 di Universitas Johns Hopkins mengakui karya-karya dan
sumbangsih Vivien Thomas dalam bidang kedokteran. Hal ini juga didukung dengan
perubahan sistem pemerintah di Amerika yang tidak ada lagi diskriminasi
terhadap ras dan kulit hitam. Dengan upacara resmi beliau dianugerahkan gelar “Honorary
Doctorate” tetapi karena beliau tidak pernah mengenyam pendidikan di dunia
kedokteran secara formal maka ia mendapatkan gelar “Honorary Doctor of Law” dan
bukan “Honorary Doctor of Medical”. Dan Vivien Thomas ditunjuk sebagai pengajar
ilmu bedah di Johns Hopkins Medical School. Lukisan besar Vivien Thomas pun
menghiasi dinding Johns Hopkins Hospital bersanding dengan lukisan dr. Blallock
dan dokter terkenal lainnya dari universitas tersebut.
Penghargaan yang diterimanya antara lain Chevalier de la Legion
d’Honneur, the Passano Award, the Matas Award, and the
Albert Lasker Medical Research Award. (http://en.wikipedia.org/wiki/Vivien_Thomas).
Anda bisa menonton film ini melalui Youtube. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari film ini
diantaranya adalah perjuangan Vivien dalam mempertahankan haknya dan kesetaraan
ras dalam hal pekerjaan., diluar perbedaan ras yaitu pendidikan formal. Didunia pekerjaan kita pada umumnya pendidikan adalah
tolak ukur untuk melihat kecerdasan dan keuletan seseorang, sehingga kebanyakan
orang yang memiliki pendidikan tinggi akan menjabat posisi tinggi pula. Memang
begitu adanya, namun ada beberapa perusahaan yang melihat sisi karyawan selain
dari pendidikannya seperti keahlian yang tidak diperoleh dari pendidikan
formal, walapun karyawan tersebut tidak mengenyam pendidikan tinggi pun berhak
mendapatkan posisi tinggi dalam pekerjaannya, dan bahkan mendapatkan pendidikan
yang dibiayai oleh perusahaan.
Jangan hiraukan orang-orang yang meremehkan dan
menertawakan mimpi-mimpi dan keinginan kita, namun tetap fokus dan yakin
serta melihat kebelakang sebagai pembelajaran, yakin kita pun mampu mewujudkannya
dan orang-orang pun akan terkagum-kagum tanpa mampu menutup mulut melihat hasil
karya kita.
Keinginan dan kecintaan terhadap pekerjaan akan
mengalahkan keegoisan dan dapat menghasilkan sebuah karya yang dapat bermanfaat
bagi orang lain. Selain itu, kadang kita ingin menjadi terkenal dan tenar atas
apa yang kita lakukan, namun akan merasa sangat sakit jika karya kita tidak
dihargai. Kegigihan,
antusiasme, kesabaran dan terus berusaha dan juga harus jujur dan ikhlas, hal
ini akan mengalahkan segalanya. Apa yang kita harapkan dan kita inginkan pun
akan kita dapatkan. Dan orang pun akan menghargai dan mengakuinya.
Dan satu hal yang paling penting adalah “Pendidikan”.
Walaupun Vivien tidak mengenyam pendidikan formal karena keterbatasan biaya,
hal ini tidak menjadi penghalang baginya untuk mengejar impiannya. Antusiasnya
dengan belajar otodidak dan membaca buku-buku atau pun informasi yang berkaitan
dengan impian, focus dalam melakukannya, pantang menyerah, ikhlas dan
mencintai apa yang dikerjakannya. Nah…beruntunglah anda yang mampu mengenyam
pendidikan formal, Anda diajarkan dan tidak hanya belajar otodidak, Anda
diarahkan dan dibimbing, jangan sia-siakan kesempatan yang telah Anda dapatkan.
Tentu saja Anda berhak dan mampu menjadi
orang yang lebih hebat bahkan lebih hebat dari Vivien yang tidak pernah
mengenyam pendidikan formil.
Menghargai,
menghormati pembimbing/pengajar Anda karena pengajar adalah orangtua anda di sekolah. Karena memang banyak ditemukan siswa/mahasiswa yang tidak mampu menggunakan kecerdasannya untuk berlaku sopan dan menghormati pengajarnya dan merasa lebih atau pun hebat daripada pengajarnya. Menghargai dan memanfaatkan waktu
semaksimal mungkin dalam pendidikan, menyadari diri Anda siapa saat ini dan ingin
menjadi siapa dimasa akan datang. Berlaku jujur dan ikhlas serta antusias dan
yakin dalam tujuan Anda. Dan, yang paling penting adalah tidak pernah lupa
dengan pencipta Anda, Allah SWT dan selalu patuh pada orangtua. InshaAllah
semuanya akan berjalan dengan indahnya. Dan Anda mendapatkan apa yang Anda
harapkan. Jika tidak sekarang bukan berarti gagal, namun Allah SWT
menjadikannya suatu saat nanti di waktu yang tepat untuk Anda.
^_^