Saya tidak begitu tua untuk memahami dunia pendidikan dengan
manajemennya. Dan tidak begitu paham dengan seluk beluk peraturan dalam dunia
pendidikan. Sebelumnya tidak pernah kepikiran akan berkecimpung dalam dunia ini,
melainkan untuk menjadi perintis terhadap suatu hal, atau pun menjadi pebisnis,
bukan menjadi pegawai apalagi pegawai pemerintahan yang harus tunduk ke
berbagai peraturan. Yang mungkin tidak semua mereka pun akan mampu tunduk
kepada peraturan tersebut. Sedangkan saya adalah orang yang suka melanggar
karena keingintahuan terhadap sesuatu hal. Memang nantinya akan menanggung
berbagai macam resiko hingga cemoohan dari orang lain. Namun dibalik hal itu
semua ada hal positif yang didapat, pengalaman berharga dan pengetahuan akan
sesuatu yang baru. Melanggar demi kebaikan yang dapat menghasilkan sesuatu yang
positif menurut saya adalah hal yang wajar, yang tidak wajar adalah melanggar
demi kerusakan yang ditimbulkan.
Saat mulai meninggalkan dunia kerja non-pendidikan, dan
memasuki dunia kerja pendidikan, sesuatu hal baru yang saya peroleh. Apakah ini
karma atau bukan, namun sebelumnya saya menolak mentah-mentah untuk tidak
bekerja di lingkungan pendidikan seperti kampus, karena alasan tersendiri yang
menunjukkan bahwa saya tidak berbakat sebagai pengajar atau pun pemotivasi bagi
mereka. Sama halnya saat saya memperoleh kesempatan untuk memilih memasuki
perguruan tinggi negeri, menolak mengikuti perkuliahan di dunia matematika,
karena pada saat itu matematika hanya berkecimpung dalam dunia pendidikan dan
pengajaran, sedangkan saya tidak ada sedikitpun keinginan untuk hal itu.
Kemudian saya sadar, tidak ada salahnya mencoba dan
melanggar prinsip yang dipegang demi mendapatkan sesuatu yang positif. Setelah
menjalaninya, anggapan dan persepsi sebelumnya tidaklah semuanya benar. Seorang
lulusan matematika tidak hanya sebagai pengajar, malahan mereka lebih banyak
menjadi leader di perusahaan-perusahaan ternama bahkan dikirim keluar negeri
untuk menjadi seorang leader. Disini saya mulai termotivasi, dan mencoba
memasuki dunia kerja yang sebenarnya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang
diampu sebelumnya, yaitu human resource. Dan saya pun menyenangi dunia kerja di
bidang ini walaupun berhubungan dengan manusia bukan dengan formula dan angka.
Dari uraian di atas, banyak hal yang saya bagikan kepada
teman-teman mahasiswaa dikampus yaitu pola pikir. Pemerintah mewajibkan belajar
12 tahun, bahkan lanjut ke perguruan tinggi bagi yang mampu. Diperguruan tinggi
mungkin banyak diantara kita yang berpikir bahwa kuliah adalah tujuan utama
untuk mencari kerja, atau menjaga gengsi di depan umum, atau untuk menunda
perkawinan atau mencari pasangan, dan alasan lainnya. Namun kesimpulan yang
saya peroleh secara umum adalah untuk mengubah pola pikir kita. Saat saya di kelas
bersama mahasiswa, sering saya menjelaskan bahwa kuliah bukanlah untuk mencari
nilai tinggi semata, untuk mendekati dosen atau lainnya, namun yang terpenting
adalah untuk mengubah pola pikir kita. Pola pikir kita dari orang yang biasa
menjadi pola pikir orang yang luar biasa.
Saat pengajar menetapkan peraturan untuk tidak datang
terlambat mengikuti kegiatan perkuliahan, hal ini semata adalah untuk kita juga,
melatih diri kita untuk disiplin dengan waktu, betapa berharganya waktu. Jika
sudah terbiasa disiplin dengan waktu saat di kampus, maka dengan sendirinya
akan terbiasa di dunia kerja yang sangat keras dengan kedisiplinan. Banyak
resiko yang akan diperoleh jika terlambat saat datang ke kantor, tidak dapat
tunjangan dan insentif, penilaian kinerja yang jelek hingga dipecat dari
perusahaan. Namun jika sudah terbiasa untuk selalu datang tepat waktu maka hal
ini pun tidak akan terjadi. Jadi mulailah dari sekarang untuk tepat waktu
mengikuti jadwal yang ditentukan baik dalam hal perkuliahan atau pun
kegiatan-kegiatan lainnya. Hal ini tentu memberikan performance positif bagi
kita sebagai orang yang disiplin dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang
diperoleh. Hal ini mencerminkan diri kita menghargai waktu dan orang lain. Dan orang pun akan senang hingga membutuhkan kita dalam perkuliahan,
acara atau kegiatan apapun.
Selain itu, perkuliahan adalah mengubah pola pikir bagaimana
cara mengatasi permasalahan yang dihadapi. Saat pengajar memberikan tugas dan
persoalan yang terkait perkuliahan, kita harus mampu memecahkannya dengan
pemikiran sendiri, dilarang menyontek dan dilarang copas adalah suatu metode
yang sebenarnya mengajarkan kita untuk memaksimalkan tenaga dan pikiran kita. Pikiran akan semakin tajam, kreatif dan cerdas jika kita sering menggunakannya
dan akan semakin bodoh jika kita tidak menggunakannya.
Persoalan atau pun tes yang diberikan pengajar adalah suatu
hal untuk menguji kesiapan kita serta menguji pola pikir selama menerima materi
yang diajarkan. Alangkah puasnya jika kita mampu memecahkan persoalan tersebut
dengan sendirinya. Sama halnya jika kita berada di dunia kerja. Memang semua
materi perkuliahan tidak akan ditanyakan dalam pekerjaan. Kita tidak akan
ditanyakan mengenai Log 10 itu berapa, 101 pangkat 3 berapa, namun yang diminta
disini adalah pola pikir dan kesiapan dalam menghadapi persoalan dalam dunia
kerja. Jika kita terbiasa dimasa pendidikan menyelesaikan tugas-tugas dengan
sendirinya maka tidak akan mustahil kita pun akan mampu mencari solusi setiap
permasalahan dengan sendirinya. Dan akan mudah untuk memperoleh jabatan dan
gaji yang tinggi. Bahkan tidak tertutup peluang untuk bekerjasama dengan orang
hebat di luar negeri.
Ada yang berkata, saya hanya lulusan universitas A sedangkan
Anda lulusan universitas ternama, atau saya hanya lulusan jurusan A sedangkan
Anda lulusan jurusan B. Salah jika kita sudah mundur dari awal dengan
pernyataan di atas. Karena yang membedakan adalah pola pikir, walaupun kita
lulusan dari kampus biasa namun mampu menjadi orang yang luar biasa, bukankah
hal itu sesuatu yang hebat dan jarang terjadi. Kekuatan dan kecerdasan ada di
dalam diri kita masing-masing, tidak perlu di obral atau dipamer kepada orang
lain. Dan dengan menunjukkan hasil yang luar biasa maka kita pun menjadi orang
yang luar biasa. Tidak perlu pamer kehebatan atau pun meremehkan kemampuan
orang lain. Just plan and do it directly without telling to other until we
achieve it.
Dimanapun kita menuntut ilmu, perguruan tinggi apapun itu,
kunci sukses adalah dari diri sendiri, pola pikir dan kedisiplinan serta
kesadaran diri mulai dari sekarang untuk mengikuti dan memanfaatkan semaksimal
mungkin hal positif dan ilmu serta didikan yang kita terima di perkuliahan dan
pendidikan. Jurusan apapun yang kita pilih, itu semua tergantung pola pikir
kita saat ini bagaimana mengikutinya dengan maksimal dan positif.
Tidak ada yang mengerti diri kita kecuali diri kita sendiri.
Ilmu adalah mahal namun akan lebih mahal hidup tanpa ilmu. So...manfaatkanlah
kesempatan kuliah dan pendidikan yang sudah berada dalam genggaman kita saat
ini. Saya pribadi sedang berjuang untuk mendapatkan kesempatan pendidikan lebih
lanjut. Bukan untuk mencari gengsi ataupun posisi namun karena memang haus akan
ilmu yang bermanfaat dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada orang
banyak. Untuk prestise, atau pun hal dunia lainnya adalah sebagai hadiah belaka
dari apa yang telah kita perjuangkan bukan tujuan utama yang menyesatkan.
Semoga bermanfaat
By MEYF